Sosial Masyarakat Desa
Ilustrasi Kehidupan Masyarakat Desa |
1.
Pengertian Masyarakat Desa
Menurut Paul B. Horton, masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang secara relative mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama,
mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian
besar kegiatan dalam kelompok tersebut.
Sementara, Rifhi Siddiq mengartikan desa adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan rendah, dihuni oleh penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat homogen, bermata pencaharian dibidang agraris serta mampu berinteraksi dengan wilayah lain disekitarnya.
Paul H. Landis juga mengartikan desa sebagai suatu
wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan kondisi sebagai
berikut:
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal
antar ribuan jiwa.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan
terhadap kebiasaan.
c. Cara mencari nafkah yang paling umum adalah agraris dan
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim. Pekerjaan yang bukan agraris adalah
bersifat sambilan.
Nimpoeno (1992) juga menyatakan bahwa di daerah
pedesaan, terdapat kekuasaan-kekuasaan yang umumnya terpusat pada individu
seperti kiyai, ajegan, lurah, dan masih banyak lagi.
2.
Ciri-ciri Masyarakat Desa
Seorang ahli Sosiologi bernama Talcot Parsons,
menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemenischaft atau paguyuban) yang
terdiri dari beberapa cirri sebagai berikut:
a. Afektifitas
Afektifitas dalam hal ini berhubungan dengan kasih saying,
cinta, serta kesetiaan. Apabila dilihat dari masyarakat desa, maka
perwujudannya berupa sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati
terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi Kolektif
Orientasi kolektif merupakan konsekuensi dari
terjadinya afektifitas, yaitu terjadinya kebersamaan, tidak menyukai orang yang
menonjolkan diri, tidak menyukai perbedaan pendapat, dimana seluruhnya harus
menciptakan persamaan didalam masyarakat.
c. Partikularisme
Partikularisme mengenai hal yang berhubungan dengan
perlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif
hanya terjadi pada kelompok tertentu saja.
d. Askripsi
Askripsi berhubungan dengan mutu atau sifat khusus
yang tidak diperoleh dari suatu usaha tidak sengaja, melainkan karena suatu
keadaan yang sudah menjadi kebiasaan atau keturunan.
e. Kabar
Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung
untuk menunjukkan sesuatu. Terlihat jelas jika masyarakat desa masih murni
tanpa pengaruh dari luar.
Selain uraian ciri-ciri masyarakat desa oleh Talcot,
masih terdapat lagi beberapa ciri masyarakat desa yang sangat terlihat jelas
seperti berikut ini:
a. Kehidupan masyarakat desa sangat memegang teguh
keagamaan atau adat turun temurun dari leluhur.
b. Perilaku masyarakat desa cenderung homogen.
c. Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan
kebersamaan.
d. Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status.
e. Isolasi sosial dalam artian masyarakat desa masih
sulit untuk menerima hal baru atau bahkan tertutup akan hal-hal baru meskipun
hal tersebut positif.
f. Adanya kesatuan dan keutuhan kultural.
g. Terdapatnya banyak ritual dan nilai-nilai sakral.
h. Kolektivisme
3.
Gejala dalam Masyarakat Desa
Meskipun masyarakat desa dinilai ‘adem ayem’, bukan
berarti tidak terjadi ketegangan-ketegangan sosial didalam masyarakat desa.
Berikut ketegangan-ketegangan sosial yang sering terjadi dalam masyarakat desa:
a. Konflik (Pertengkaran)
Konflik atau pertengkaran merupakan kejadian yang
hampir sering dijumpai dalam masyarakat desa. Pertengkaran yang terjadi
biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke
luar rumah tangga. Hal tersebut terjadi karena setiap hari masyarakat desa
selalu berdekatan dengan tetangga-tetangganya, dan tentunya kesempatan akan
terjadinya pertengkaran lebih besar. Contohnya: akibat kecemburuan, masalah
turun temurun, masalah hak tanah, dan sebagainya.
b. Kontraversi (Pertentangan)
Kontraversi atau pertentangan disebabkan oleh
perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat istiadat), bahkan psikologi dalam
hubungannya dengan guna-guna (black magic).
Jika terjadi pertentangan dalam masyarakat desa, ahli hukum biasanya meninjau
masalah kontraversi ini dari segi kebiasaan masyarakat.
c. Kompetisi (Persaingan)
Masyarakat desa masih sangat kental dengan pandangan
persaingan yang bisa berwujud ke arah positif dan bisa ke arah negatif. Positif
jika wujud persaingannya saling meningkatan usaha untuk meningkatkan prestasi
dan produksi atau hasilnya. Sebaliknya, negatif jika persaingan ini membuat tidak
mau berusaha sehingga kadang-kadang berupa fitnah saja yang tidak bermanfaat
sama sekali.
4.
Kehidupan Masyarakat Desa
Umumnya masyarakat desa mempunyai sifat yang kaku tapi
sangat ramah, akibat adat dan kepercayaan yang berlaku dalam suatu daerah atau
desa. Tidak heran jika masyarakat kota menilai masyarakat desa sebagai
masyarakat yang haramonis, tenang, rukun, dan damai atau biasa disebut ‘adem
ayem’. Hakikatnya, masyarakat desa adalah masyarakat yang berperan sebagai pendukung
seperti petani yang bekerja menghasilkan bahan pangan. Namun, saat ini sudah
banyak masyarakat desa yang berpikir maju dan tidak terikat dengan hakikat
seperti itu.
5.
Interaksi Sosial Masyarakat Desa
Masyarakat desa
dapat dinilai dari pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa
dan perasaan setiap anggota masyarakat desa yang aman dan kuat. Masyarakat desa
sebagai masyarakat tradisional manakala dilihat dari segi kulturnya. Masyarakat
desa lebih bisa bersosialisasi dan hidup bersama dengan orang-orang di
sekitarnya, sehingga siapapun anggota masyarakat dalam suatu desa pasti dikenal
oleh masyarakat desa tersebut. Contohnya jika pergi berlibur ke suatu desa, lalu
kita bertanya ke salah satu warga dimana letak rumah yang akan kita tuju bahkan
nama pemilik rumah pasti diketahui oleh warga tersebut. Hal tersebut
menunjukkan pola interaksi masyarakat desa adalah dengan prinsip kerukunan dan
pola solidaritas sosial masyarakat desa terjadi karena adanya kesamaan-kesamaan
dalam kehidupan bermasyarakat dalam suatu desa.
Sumber:
Nama : Arif
Junisman Mendrofa
NPM : 314 13
323
Kelas : 2ID06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar