Senin, 04 November 2013

Tugas 4 Ilmu Budaya Dasar #Softskill

Alat Musik Tradisional Adalah Bagian Penting Kebudayaan Indonesia


                Indonesia adalah Negara yang kaya akan musik tradisional dan budaya yang bernilai tinggi. Hampir setiap daerah di Nusantara mempunyai musik tradisional sendiri yang unik dan khas.

                 Yang di maksud dengan musik tradisional di Indonesia tidak lain adalah musik yang lahir dan dipelihara terus di Indonesia. Musik tradisional ini sangat banyak jenisnya, masing - masing daerah di Indonesia memiliki musik tradisional, dan di setiap daerah berbeda- beda.

                   Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.

                   Namun dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan menjadi individual. Begitu banyaknya seni tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik, gesek dan tiup.

Instrumen musik Perkusi
               Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara baik karena dipukul, dikocok, digosok, atau dengan cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah instrumen perkusi biasanya digunakan pada benda yang digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan musik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah, Gamelan, Arumba, Kendang, kolintang, tifa, talempong, rebana, bedug, jimbe dan lain sebagainya.



Instrumen Musik Tiup
              Indonesia memiliki macam-macam alat musik tiup, salah satunya adalah suling bambu. Menurut sejarah, suling asli Nusantara ini telah berusia 14 abad berdasarkan cerita pada relief candi di Jawa. Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4-6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisi yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Papua.



Instrumen Musik Gesek
             Rebab adalah salah satu instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek. Rebab berasal dari daerah Jawa barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis.



Instrumen Musik Petik
          Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya.


           Sampek (sampe/sapek) adalah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang di penuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan daerah Tapanuli, Jungga dari daerah Sulawesi Selatan.




Contoh alat musik dari daerah Nias:

Fo’ere




Terdapat beberapa buah alat musik perkusi yang digunakan oleh masyarakat Nias dalam kegiatan-kegiatan upacara. Fo’ere, merupakan nama sebuah instrumen perkusi trasisional di Nias Selatan yang berfungsi untuk mengiringi pengucapan mantera. Adapun jenis alat musik perkusi yang lain yaitu fondrahi, tutu, tamburu dan gondra. Fondrahi berbentuk seperti halnya fo’ere /gendang pada umumnya, hanya saja berukuran lebih kecil dan panjang, dengan sebuah bidang pukul. Karena ukuran badan fondrahi kecil dan panjang, maka fondrahi lebih berkesan kurus (bentuk fondrahi lebih kecil dan kurus dibandingkan fo’ere serta polos). Adapun bentuk tutu serupa dengan fondrahi, hanya saja ukuran antara diameter bidang pukul dengan bidang panjang tutu tidak terlalu jauh berbeda (tidak seperti fondrahi). Bentuk tutu yang ukurannya lebih besar dan fungsinya sama dengan fondrahi disebut tamburu, dan yang ukurannya paling besar dari tamburu disebut dengan gondra. Dalam hal ini perbedaan jenis alat perkusi dapat dilihat pada aspek bentuk dan ukuran perkusi itu sendiri, selain pola hiasnya. Adapun persamaannya terlihat melalui bahan yang digunakan.  Pada umumnya, alat-alat musik yang dimaksud berbahan kayu bulat yang dilubangi pada bagian dalamnya, sehingga berongga pada bagian dalamnya. Bidang pukul dibuat dengan cara mengikatkan kulit binatang untuk menutup satu atau dua sisi rongga tersebut.
Secara umum perbedaan fondrahi, tutu, gondra dan fo’ere terletak pada bagian badan alat pukul tersebut. Fo’ere memiliki bentuk yang dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bidang atas, tengah dan bawah. Bidang atas lebih lebar dibandingkan dengan bidang bawah. Bidang atas tersebut digunakan sebagai bidang pukul, sedangkan tengah merupakan bidang yang sarat pahatan dengan berbagai pola hias termasuk pola hias kedok muka manusia. Adapun bidang bawah berbentuk memanjang dengan sedikit hiasan. Pada bidang tengah dan bidang bawah tersebut tidak digunakan sebagai bidang pukul. Antara bidang atas dan bidang tengah terdpat pahatan yang sedikit lebih dalam sehingga berkesan berpinggang. Bentuk lainnya yang membedakan antara fo’ere dengan fondrahi, tutu dan gondra yaitu pada pola hiasnya. Fo’ere cenderung memiliki pola hias lebih raya dibandingkan ketiga alat perkusi lainnya. Bahkan fondrahi, tutu, tamburu dan gondra cenderung polos pada seluruh bidangnya.
Fo’ere digunakan sebagai alat musik pukul untuk mengiringi upacara yang berkaitan dengan religi lama. Fo’ere hanya digunakan oleh para ere (dukun), sehingga fo’ere memiliki tempat yang sangat sakral bagi masyaraklat Nias (alat musik fo’ere sering disamakan dengan alat musik fondrahi). Alat musik ini dapat dimainkan secara solo (tanpa alat yang lainnya) atau dapat juga dimainkan bersamaan dengan gong atau alat musik yang lainnya (ansamble).
Jadi secara umum alat musik pukul berbahan kayu dan kulit di Nias dari bentuk dan ukurannya dapat dibagi atas dua bagian yaitu fo’ere dengan kelompok alat musik lainnya yaitu fondrahi sedangkan kelompok yang lainnya yaitu tutu  dengan kelompoknya yaitu tamburu dan gondra.

Nama : ARIF JUNISMAN MENDROFA
NPM  : 314 13 323
Kelas  : 1ID07



Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar