Sejarah Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara
Gunungsitoli merupakan kota tertua dan
terbesar yang ada di Kepulauan Nias. Setelah ditingkatkan statusnya dari
Kecamatan menjadi kota otonom, popularitas kota yang dibentuk berdasarkan
Undang Undang Nomor 47 Tahun 2008 ini semakin melejit. Tak hanya pada tataran
lokal atau regional. Bahkan, di tingkat internasional, Kota Gunungsitoli banyak
menjadi bahasan diskusi. Tanggal 25 Mei 2009, Kota Gungsitoli resmi
dinakhodai Drs. Martinus Lase, MSP, sebagai Penjabat Wali Kota. Dia dilantik
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di Jakarta bersama dua daerah otonom baru
lainnya di Kepulauan Nias yakni, Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Nias Barat.
Sejak saat itu pula, perkembangan Kota Gunungsitoli sebagai
pintu gerbang Kepulauan Nias semakin dirasakan. Ibaratnya, ada idealisme dan
semangat baru menuju arah kemajuan. Berdasarkan
catatan sejarah, Gunungsitoli atau sering disebut Luaha sudah dikenal dan
dikunjungi sejak abad ke 18. Posisi kota Luaha ini terletak pada muara sungai
Nou atau pasar Gunungsitoli saat ini. Pada saat itu ada tiga marga dominan yang
menghuni kota Luaha, yaitu Harefa, Zebua, dan Telaumbanua atau lebih dikenal
dengan sitolu tua.
Nama Gunungsitoli diberikan oleh para pedagang yang berasal dari
Indocina daratan Asia. Kelak, para pedagang inilah yang disebut-sebut nenek
moyang orang Nias. Merujuk secara harfiah, jelas kata Gunungsitoli berasal dari
kata Gunung dan kata Sitoli. Gunung berarti tanah yang tinggi (berbukit) dan
Sitoli berasal dari nama orang yang berdiam di bukit dekat rumah sakit (daerah
Onozitoli sekarang).
Setelah resmi menjadi kota otonom, kota Gunungsitoli yang
dipimpin putra daerah yang juga pejabat karir Provinsi Sumatera Utara Drs.
Martinus Lase, MSP, memiliki jumlah penduduk 125.495 jiwa dengan luas wilayah
469,36 km persegi. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sitolu Ori,
Kabupaten Nias Utara. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Gido dan
Kecamatan Hili Serangkai, Kabupaten Nias. Sedangkan sebelah Barat berbatasan
dengan Kecamatan Hiliduho, Kecamatan Alasa Talumuzoi, dan Kecamatan Namohalu
Esiwa. Sementara sebelah Timur berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.
Terdapat 6 Kecamatan, antara lain Gunung
Sitoli dengan 31 desa, Gunung Sitoli Alo’oa, 10 desa, Gunung Sitoli Barat, 9
desa, Gunung Sitoli Idanoi, 26 desa, Gunung Sitoli
Selatan, 15 desa, dan Gunung Sitoli Utara, 10 desa. Pemerintahan baru ada sejak pejabat wali kota dilantik, sehingga
masih ada status desa di Kota Gunungsitoli. Nantinya, secara bertahap statusnya
diusulkan jadi kelurahan. Kelahiran
Kota Gunungsitoli tak lain adalah demi memacu kemajuan Provinsi Sumatera Utara
pada umumnya dan Kepulauan Nias pada khususnya. Diresmikan sesuai UU No 47
tahun 2008, pembentukan Kota Gunungsitoli di wilayah Provinsi Sumatera Utara,
barulah berumur dalam hitungan bulan. Namun dengan penuh semangat, kota ini
langsung melakukan gebrakan memutar roda pembangunan dan pemerintahan. Terdapat landasan bertindak
sekaligus pedoman melakukan berbagai program, telah ditetapkan sebuah visi
yakni, ‘’Gunungsitoli Kota SAMAERI’’.
Apabila ditelaah dalam bahasa Nias, ‘’Gunungsitoli Kota SAMAERI’’ bermakna sebagai seorang ibu yang
senantiasa mengayomi, memelihara, menuntun, tidak membiarkan anaknya terlantar
apalagi sampai kelaparan. Bahkan secara terus menerus selalu siap mengawal
perjalanan kehidupan anaknya menuju masa depan yang gilang-gemilang. Berangkat
dari pemahaman itulah, maka kata ‘’samaeri’’ diberi nafas guna membumikan dalam
melakukan misi pemerintahan dan pembangunan Kota Gunungsitoli dengan uraian
sebagai berikut:
SA = Satukan langkah dan tekad
MA = Mandiri
E = Ekonomi kerakyatan
RI = Beriman.
Berdasarkan
hal tersebut maka visi SAMAERI akan dilaksanakan melalui perumusan misi
yaitu ‘’Satukan langkah
dan tekad mewujudkan kota mandiri
yang berbudaya, sejahtera dan berwawasan lingkungan, dengan penguatan program ekonomi, pendidikan,
kesehatan, pariwisata dengan dukungan masyarakat beriman, yang takut akan Tuhan sehingga
memperoleh curahan berkat berkelimpahan yang dapat dinikmati secara
bersama-sama.’’
Sumber :
Nama : Arif Junisman Mendrofa
NPM : 314 13 323
Kelas : 2ID06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar