Sabtu, 14 Januari 2017

PENGORGANISASIAN

TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
TOPIK III
PENGORGANISASIAN



Disusun Oleh:

Kelas                           : 4ID06
Nama                           : Arif Junisman Mendrofa 
NPM                           : 31413323
                        Mata Kuliah                : Kewirausahaan
Dosen  Pengajar          : Anggia Paramita Putri Kencana
                       



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
_____________________________________________________________

TOPIK III
PENGORGANISASIAN

            Tujuan organisasi adalah target ke arah mana sistem manajemen terbuka diarahkan. Jika dikembangkan dengan tepat, tujuan organisasi mencerminkan maksud dari organisasi. Jika sebuah organisasi mencapai tujuannya, organisasi tersebut secara serentak mencapai maksudnya dan karenanya membenarkan alasan bagi keberadaannya. Organisasi mempunyai keberadaan dengan berbagai maksud dan karenanya mempunyai berbagai tipe organisasi.

1.1        Teori Organisasi
Teori organisasi memberikan gambaran yang harus dikerjakan. Terdapat 3 teori atau aliran utama manajemen. Tiga teori atau aliran ilmu manajemen terdiri dari aliran klasik, aliran perilaku, dan aliran ilmu manajemen. Tujuan organisasi adalah target kearah mana sistem manajemen terbuka diarahkan. Input, proses, dan output organisasi semuanya ada untuk mencapai tujuan organisasi.
Rancangan organisasi adalah petunjuk formal dan eksplisit yang dimiliki oleh pengusaha untuk anggota-anggota organisasi sehubungan yang diharapkan. Struktur organisasi merupakan pekerjaan para anggota serta masing-masing komunikasi dan hubungan yang dimilikinya.

1.2        Departementalisasi, Rentang Manajemen, Hubungan Scalar
Departementalisasi merupakan proses pembentukan departemen dalam sistem manajemen. Metode pembentukan hubungan formal diantara sumber daya-sumber daya yang paling umum dengan membentuk departemen-departemen. Penciptaan departemen berdasarkan pada faktor situassional, seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat, daerah yang diliput, sasaran konsumen, serta proses yang dirancang untuk pembuatan produk.
Rentang manajemen menunjuka pada jumlah individu yang diawasi oleh wirausahawan, semakin besar rentang manjemen, dan sebaliknya. Rentang manajemen dinamakan rentang kekuasaan, rentang pengawasan, rentang supervisi dan rentang tangggung jawab.  
Hubungan skalar menunjukkan pada rantai komando pada suatu organisasi. Organisasi kewirausahaan terbangun atas premis bahwa individu pada posisi atas memiliki kekuasaan paling besar dan bahwa derajat kekuasaan individu semakin berkurang menurut posisi relatif individu pada bagan organisasi. Semakin rendah posisi relatif individu pada bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan yang dimiliki.

1.3        Pengorganisasian Aktivitas Individu
Tanggung jawab termasuk metode penyaluran aktivitas individu dalam organisasi yang paling mendasar. Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan aktivitas yang dibebankan, karena tanggung jawab merupakan suatu kewajiban yang diterima oleh seseorang. Tanggung jawab tersebut tidak bisa didelegasikan kepada bawahan. Tiga bidang yang berkaitan dengan tanggung jawab termasuk pembagian aktivitas kerja, menegaaskan aktivitas kerja dari manajemen, dan bertanggungjawab.
Derajat tanggung jawab yang dimiliki oleh manajer bisa ditentukan dengan menganalisa sikap dalam memimpin bawahan, perilaku dengan tingkatan manajemen yang lebih tinggi, perilaku dengan kelompok-kelompok lain dan sikap serta nilai-nilai pribadi.

1.4        Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi merupakan strategi intervensi yang memanfaatkan proses kelompok untuk berfokus pada budaya suatu organisasi secara menyeluruh dalam rangka melaksanakan perubahan yang diinginkan. Hal ini berarti pengembangan organisasi sebagai sebuah proses yang berkesinambungan secara terus menerus yang dilakukan untuk melakukan usaha-usaha perbaikan atas berbagai kesalahan dan kegagalan. Tujuan organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi garis pedoman bagi tindakan-tindakan pada bidang seperti pembuatan keputusan, efisiensi organisasi, konsistensi organisasi, serta evaluasi kinerja.


Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari topik bahasan pengorganisasian, sebagai berikut:
1.  Teori organisasi memberikan gambaran yang harus dikerjakan, sementara rancangan organisasi adalah petunjuk formal dan eksplisit yang dimiliki oleh pengusaha untuk anggota-anggota organisasi sehubungan yang diharapkan.
2. Departementalisasi merupakan proses pembentukan departemen dalam sistem manajemen, berbeda dengan rentang manajemen yang menunjukkan pada jumlah individu yang diawasi oleh wirausahawan. Sementara hubungan skalar menunjuk pada rantai komando pada suatu organisasi.
3. Tanggung jawab termasuk metode penyaluran aktivitas individu dalam organisasi yang paling mendasar.
4.  Pengembangan organisasi sebagai sebuah proses yang berkesinambungan secara terus menerus yang dilakukan untuk melakukan usaha-usaha perbaikan atas berbagai kesalahan dan kegagalan

Daftar Pustaka

Duha, Timotius. 2014. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish..
Herujito, Yayat M. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.

PERENCANAAN ORGANISASI

TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
TOPIK II
PERENCANAAN ORGANISASI



Disusun Oleh:

Kelas                           : 4ID06
Nama                           : Arif Junisman Mendrofa 
NPM                           : 31413323
                        Mata Kuliah                : Kewirausahaan
Dosen  Pengajar          : Anggia Paramita Putri Kencana
                       



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
_____________________________________________________________

TOPIK II
PERENCANAAN ORGANISASI

Fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Pengorganisasian juga diartikan perencanaan yang berkaitan dengan perencanaan sumber daya manusia karna pengorganisasian merupakan rencana berupa pembagian tugas atau siapa yang dibebani tugas tertentu dalam suatu organisasi.
Perencanaan organisasional mempunyai dua arti, yaitu perlindungan dan kesepakatan. Perlindungan artinya meminimisasi resiko dengan mengurangi ketidak pastian disekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manejerial yang berhubungan. Sementara kesepakatan adalah untuk meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional.
Tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi dalam organisasi, tanpa adanya perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya koordinasi dan timbulnya ketidak efisienan. Tujuan mendasar perencanaan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.

1.1     Jenis-jenis Perencanaan
Aktivitas perencanaan bisa dibagi menjadi dua yaitu perencanaan taktis dan perencanaan strategis. Berikut penjelasan aktivitas perencanaan tersebut.
1.    Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan. Wirausahawan dalam hal ini memandang organisasi sebagai suatu unit total dan memutuskan yang hendak dilakukan dalam jangka panjang antara 3 sampai 5 tahun ke depan untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang akan dilakukan oleh organisasi agar berhasil dan kurun waktu 3 sampai 5 tahun mendatang.
2.    Perencanaan Taktis
Perencanaan taktis adalah perencanaan jangaka pendek yang menekankan pada operasi berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan. Jangka pendek adalah kurun waktu kedepan yang berkisar satu tahun atau kurang. Wirausahawan menggunakan perencanaan taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau kurang.
Wirausahawan memerlukan baik perencanaan strategis maupun taktis, tetapi kedua program tersebut harus saling berhubungan agar tercapai suatu keberhasilan. Perencanaan taktis sebaiknya dipusatkan pada apa yang dilakukan dalam jangka pendek untuk membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjang yang ditentukan dengan perencanaan strategis.
Rencana-rencana organisasional dibagi menjadi dua tipe, antara lain:
1.    Rencana Tetap
Rencana tetap digunakan berulang-ulang karena rencana tersebut difokuskan pada situasi organisasioanl yang terjadi berulang-ulang.
2.    Rencana Sekali Pakai
Rencana ini hanya digunakan sekali atau beberapa kali karena rencana tersebut difokuskan untuk berhubungan dengan situasi yang relatif unik dalam organisasi.
Rencana tetap bisa dibagi menjadi kebijaksanaan, aturan, dan prosedur, sementara rencana sekali pakai dibagi lagi menjadi program dan anggaran.

1.2     Perencanaan dan Tingkat Manajemen
Manajemen puncak dari suatu organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau tidak. Manajemen tingkat atas menggunakan waktu perencanaan yang lebih banyak dibandingkan manajemen tingkat bawah yang lebih terlibat dengan kegiatan operasional dari organisasi. Sementara manajer menengah biasanya menggunakan waktu yang lebih banyak dibanding manajer tingkat bawah, tetapi lebih sedikit dibandingkan manajemen tingkat atas. Langkah-langkah dalam proses perencanaan ada enam, yaitu:
1.    Menyatakan tujuan organisasi.
2.    Memilih berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan sekali
3.    Mengembangkan premis yang menjadi dasar alternatif
4.    Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
5.    Pengembangan rencana berdasar alternatif yang dipilih
6.    Memfungsikan rencana-rencana kedalam tindakan-tindakan

1.3     Pendekatan dalam Perencanaan
Tiga pendekatan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, antara lain:
1.    Pendekatan probabilitas tinggi
pendekatan probabilitas tinggi perancanaan didasarkan pada seharusnya terdapat probabilitas tinggi bahwa organisasi bisa mencapai keberhasilan. Perencana menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang ditujukan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisa diterima. Pendekatan ini mempunyai keuntungan bahwa pendekatan ini menghasilkan rencana yang sangat tepat, perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang praktis untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang diinginkan. Sementara kerugiannya adalah bahwa pendekatan ini tidak mendorong rencana-rencana yang kreatif.
2.    Pendekatan maksimasi
Pendekatan maksimisasi didasarkan bahwa organisasi hendaknya mencapai keberhasilan sebesar mungkin. Perencan tidak puas terhadap karakteristik tingkat keberhasilan yang bisa diterima dari pendekatan probabilitas tinggi, tetapi menekankan pada maksimasi keberhasilan. Perencana pendekatan maksimasi mencoba untuk meminimasi sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan tingkat prestasi tertentu, memasimumkan prestasi yang bisa dicapai dengan sumber daya yang tersedia, atau mendapatkan keseimbangan biaya dan manfaat yang terbaik.
3.    Pendekatan adaptasi
Pendekatan adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan pada usaha membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri dengan variabel eksternal atau internal. Pendekatan ini berdasar bahwa suatu ketidakmampuan beradaptasi adalah kendala besar bagi keberhasilan organisasi. Umumnya perencana menggunaka pendekatan ini melihat perubahan organisasional sebagai tidak bisa dihindari, memusatkan diri pada antisipasi perubahan masa depan, dan menentukan melalui analisa organisasional, bagaimana memodifikasi organisasi ketika tiba saat untuk berubah. Keuntungan pendekatan ini adalah difokuskan pada lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional. Sementara kerugian pendekatan ini termasuk penekanan yang kurang pada tujuan organisasi serta kemungkinan analisa organisasi dan perubahan yang dihasilkan lebih merupakan akhir dari perencananaan daripada sebagai alat mencapai keberhasilan.
Pendekatan yang biasanya digunakan oleh wirausahawan merupakan bauran atau kombinasi dari pendekatan probabilitas tinggi, maksimasi, dan adaptasi. Kombinasi ini menekankan keuntungan dan meminimisasi kerugian dari tiap-tiap pendekatan.
Berdasarkan Sutadji (2010), ada tiga jenis pendekatan perencanaan antara lain:
1.    Pendekatan social demand
2.    Pendekatan man power
3.    Pendekatan rate of return atau cost benefit ratio

1.4     Alat-alat Perencanaan
Alat-alat perencanaan adalah teknik yang bisa digunakan oleh wirausahawan untuk membantu mengembangkan rencana-rencana. Alat-alat perencanaan, sebagai berikut:
1.    Peramalan (Forecasting).
Peramalan adalah teknik prediksi terjadinya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi. Peramalan terletak pada kemampuannya untuk membantu wirausahawa mengerti dengan lebih baik perbaikan masa depan dari lingkungan organisasional, yang pada akhirnya membantu wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
2.    Metode analisa runtut waktu (Time Series Analysis Method).
Metode analisis runtun waktu memprediksi penjualan dimasa mendatang dengan menalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan. Hasil dari metode analisa runtun waktu dipandang sangat dibutuhkan oleh wirausahawan, namun karena dalam jangka panjang produk melewati apa yang dinamakan siklus hidup produk.
3.    Penjadwalan (Scheduling).
Penjadwalan adalah proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuab organisasi. Bagian integral dari rencana organisasional. Peralatan penjadwalan yang digunakan seperti berikut:
a.    Peta Gantt (Gantt Chart).
b.    Teknik evaluasi dan telaah program atau PERT.
c.    Jalur kritis (Critical Path)

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari topik bahasan perencanaan organisasi, sebagai berikut:
1.    Aktivitas perencanaan bisa dibagi menjadi dua yaitu perencanaan taktis dan perencanaan strategis. Sementara, rencana-rencana organisasional dibagi menjadi dua tipe, antara lain rencana tetap dan rencana sekali pakai.
2.    Langkah proses perencanaan ada enam, yaitu:
a.       Menyatakan tujuan organisasi.
b.      Memilih berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan sekali
c.       Mengembangkan premis yang menjadi dasar alternatif
d.      Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
e.       Pengembangan rencana berdasar alternatif yang dipilih
f.       Memfungsikan rencana-rencana kedalam tindakan-tindakan
3. Tiga pendekatan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, antara lain pendekatan probabilitas tinggi, pendekatan maksimasi, dan pendekatan adaptasi.
4.   Alat-alat perencanaan antara lain peramalan (forecasting), metode analisa runtut waktu (time series analysis method), penjadwalan (scheduling), peta Gantt (Gantt Chart), teknik evaluasi dan telaah program atau PERT, serta jalur kritis (critical path).

Daftar Pustaka

Kurniati, Edy Dwi. 2015. Kewirausahaan Industri. Edisi 1, Cetakan 1. Yogyakarta: Deepublish.
Sutadji. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Deepublish.
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.


.

SUMBER DAYA MANUSIA BAGI ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN

TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
TOPIK I
SUMBER DAYA MANUSIA BAGI ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN

 Disusun Oleh:

Kelas                           : 4ID06
Nama                           : Arif Junisman Mendrofa 
NPM                           :  31413323
Mata Kuliah                : Kewirausahaan
                        Dosen  Pengajar          : Anggia Paramita Putri Kencana



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
_____________________________________________________________

TOPIK I
SUMBER DAYA MANUSIA BAGI ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN


Penyediaan sumber daya manusai sangat penting bagi wirausahawan, karena produktivitas ditentukan dengan sumber daya manusia yang berinteraksi dan bergabung. Tingkat ketepatan posisi individu-individu pada organisasi kewiraushaan juga dilihat dari latar belakang, umur, pengalaman sesuai jabatan, dan tingkat pendidikan.Sumber daya manusia tepat diartikan sebagai individu-individu dalam suatu organisasi kewirausahaan yang bertujuan memberikan peran dan sumbangan yang berharga. Peran dari sumber daya manusia sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia mencakup keseluruhan manusia yang ada dalam suatu organisasi terutama dalam kewirausahaan.
Umumnya, wirausaha lebih memilih sumber daya manusia yang telah memiliki pengalaman pada bidangnya dan juga dapat berperilaku positif terhadap konsumen. Sumber daya manusia yang tepat dengan pemilihan dengan baik, dapat membantu meningkatkan produktivitas karyawan melalui pelatihan yang sesuai dengan posisi kerjanya.

1.1         Langkah-langkah dalam Penyediaan Sumber Daya Manusia
Apabila manajer akan melaksanakan kegiatan penyediaan sumber daya manusia dalam hal berbagai posisi menjadi terbuka atau lowong, harus melalui beberapa langkah secara berurutan. Ada empat langkah yang sebaiknya diikuti oleh manajer dalam menyediakan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahan, antara lain:
Langkah 1 = Perekrutan
Perekrutan merupakan penyaringan awal dari calon sumber daya manusia untuk mengisi suatu posisi, dengan tujuan memperoleh jumlah calon karyawan yang relatif lebih sedikit untuk menempati posisi yang kosong. Wirausawan harus mengetahui beberapa hal dibawah ini sehingga rekrutmen lebih efektif, sebagai berikut:
a.       Jabatan atau posisi yang akan diisi oleh calon karyawan,
b.      Dimana diperolehnya sumber daya manusia yang potensial,
c.       Bagaimana hukum mempengaruhi usaha perekrutan.
Langkah 2 = Seleksi
Seleksi merupakan proses pemilihan individu yang akan disewa dari semua calon karyawan yang telah direkrut. Proses seleksi berupa serangkaian tahap yang harus dilalui oleh calon karyawan atau tenaga kerja untuk dapat disewa. Dua alat yang umumnya digunakan untuk membantu proses seleksi, antara lain:
a.       Ujian (testing)
Testing merupakan penelitian kualitas sumber daya manusia yang relevan untuk menjalan tugas atau jabatan yang tersedian. Tujuan dari testing untuk meningkatkan keberhasilan pemilihan sumber daya manusia yang sesuai bagi organisasi kewirausahaan. Test yang dilaksanakan umumnya terbagi menjadi empat kategori, sebagai berikut:
1)      Tes bakat untuk mengukur potensi individu dalam melaksanakan beberapa tugas.
2)      Tes pencapaian untuk mengukur tingkat keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki oleh individu dalam bidang tertentu yang diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman nyata.
3)      Tes minat vokasional, untuk mengukur minat individu dalam melaksanakan berbagai aktivitas dan diatur dengan asumsi bahwa orang-orang tertentu melaksanakan tugas dengan baik disebabkan aktivitas tersebut menarik.
4)      Tes kepribadian untuk menguraikan dimensi kepribadian individu, seperti kematangan emosional, subyektivitas, atau obyektivitas.
b.      Pusat penilaian (assesment centers)
Pusat penilaian merupakan peralatan yang sering digunakan untuk membantu meningkatkan keberhasilan seleksi karyawan, sekaligun alat bantu pada bidang-bidang seperti pelatihan sumber daya manusia dan pengembangan organisasi kewirausahaan. Pusat penilaian merupakan suatu program (bukan tempat), dimana peserta tergabung dalam sejumlah individu dan kelompok latihan yang dibentuk untuk mensimulasi aktivitas-aktivitas penting pada tingkat dimana peserta berharap untuk bisa mencapai tingkatan tertentu.
Langkah 3 = Pelatihan
Pelatihan merupakan proses pengembangan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya akan membuat sumber daya tersebut menjadi lebih produktif dan membantu pencapaian tujuan organisasional. Pelatihan perlu diberikan kepada sumber daya manusia yang tepat pada organisasi kewirausahaan, setelah dilakukan seleksi tenaga kerja. Tujuan dari pelatihan Tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan produktivitas dari individu-individu dalam mengerjakan tugas dengan cara mempengaruhi perilaku individu tersebut.
Langkah 4 = Penilaian Hasil Kerja
Penilaian hasil kerja adalah proses menelaah aktivitas produktif individu-individu dimasa lalu, gunanya untuk mengevaluasi sumbangan yang dibuat dalam mencapai tujuan sistem manajemen. Penilaian hasil kerja bersifat kontinyu dan dipusatkan pada sumber daya manusia yang relatif baru maupun yang sudah berpengalaman dalam organisasi kewirausahaan. Tujuan penilaian hasil kerja adalah untuk memberikan umpan balik pada anggota-anggota organisasi kewirausaan mengenai seberapa baik menjadi lebih produktif.

1.2     Teknik Pengembangan Keterampilan
Teknik pengembangan ketrampilan dalam program pelatihan bisa dibagi menjadi dua kategori luas, yakni:
a.    Teknik dalam jabatan untuk mengembangkan ketrampilan.
Teknik pengembangan keterampilan merupakan campuran dari pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan jabatan dalam menggunakan pengetahuan tersebut, serta termasuk choaching, perputaran posisi, dan komite proyek khusus. Teknik pengembangan keterampilan biasanya tercantum pada pelatihan dalam jabatan (on the job training). Choahing merupakan kritik secara langsung mengenai seberapa baik individu didalam melakukan suatu pekerjaan. Perputaran posisi melibatkan perpindahan individu dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnnya untuk memperoleh pengertian organisasi secara keseluruhan. Komite proyek khusus melibatkan pemberian tugas tertentu kepada individu untuk membagikan pengalaman kepada individu dalam bidang yang telah dirancang.
b.    Teknik ruang kelas untuk mengembangkan ketrampilan.
Teknik yang ditujukan pada pengembangan ketrampilan dalam ruang kelas termasuk berbagai tipe permainan manajemen dan suatu macam aktivitas permainan peranan. Format untuk permainan manjemen membutukan suatu kelompok kecil dari siswa latihan untuk membuat dan kemudian mengevaluasi berbagai keputusan manjemen. Sementara, format permainan peranan umumnya melibatkan suatu tindakan dan tercermin atas berbagai masalah yang berorientasi pada orang-orang dan harus dipecahkan dalam organisasi.

1.3     Motivasi dan Bentuk-bentuk Komunikasi
Motivasi berasal dari kata motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi artinya sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan berperilaku dengan cara menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi sekaligus menerangkan alasan orang-orang berperilaku seperti yang dilakukan. Intinya semakin wirausahawan mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu mempengaruhi perilakuk tersebut, dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional. Model dari motivasi yang telah dikembangkan terdiri dari tiga, antara lain:
1.    Model motivasi kebutuhan-tujuan.
Model ini dimulai dengan perasaan kebutuhan individu, laly ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan yang bertujuan mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Perilaku mendukung tujuan dan perilakukan tujuan ini berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang.
2.    Model ekspektasi motivasi Vroom.
Model ini mengatasi kerumitan tambahan, yang didasarkan pada premis bahwa kebutuhan yang dirasakan menyebabkan perilaku kemanusiaan, sekaligus kekuatan motivasi.  Motivasi menurut model ekspektasi motivasi Vroom ditentukan oleh 1. Nilai dari hasil menjalankan suatu perilaku yang dirasakan, 2. Kemungkiann yang dirasakan bahwa perilaku yang dijalankan oleh individu akan menyebabkan diperolehnya hasil. Apabila dua faktor tersebut meningkat, maka individu cenderung menjalankan perilaku-perilaku yang memaksimumkan balas jasa pribadi dalam jangka panjang.
3.    Model Porter-Lawler.
Model motivasi ini menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap, serta konsisten menerima premis bahwa
a.       Kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan.
b.  Usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan atau dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjadi nyata.
Komunikasi adalah proses berbagi informasi dengan individu-individu lainnya. Komunikasi merupakan ketrampilan manajemen yang sering digunakan dan sering disebut sebagai satu kemampuan yang sangat bertanggung jawab bagi keberhasilan seorang kewirausahawan. Aktivitas-aktivitas komunikasi dari para wirausahawan terjadi dalam organisasi dan melibatkan pemberian informasi dengan anggota-anggota organisasi lainnya. Seorang wirausahawan perlu menjadi komunikator yang efektif dengan tidak hanya mengerti komunikasi antar pribadi, tetapi lebih kepada komunikasi antara pribadi yang terjadi dalam sebuah organisasi. Bentuk-bentuk komunikasi, antara lain:
1.    Komunikasi Interpersonal.
Wirausahawan perlu mengerti bagaimana komunikasi interpersonal berjalan, serta gubungan antara umpan balik dan komunikasi interpersonal agar menjadi komunikator interpersonal yang berhasil. Wirausahawan yang akan memberikan pelaksanaan tugas tertentu kepada bahawan akan menggnakan proses komunikasi dengan cara pertama akan menentukan tepat tugas-tugas apa yang diharapkan akan dilaksanakan oleh bawahan. Selanjutnya wirausahawan akan mentransmisikan berita kepada bawahan yang mencerminkan pemberian tugas ini. Proses selanjutnya adalah bawahan akan memcahkan sandi pesan yang ditransmisikan oleh wirausahawan untuk menentukan maknanya dan kemudia merespon sebagaimana yang dipikirkannya.
2.    Komunikasi Interpersonal Verbal dan Non-Verbal.
Komunikasi non verbal adalah pemberian informasi tanpa menggunakan kata-kata untuk menyandikan pikiran, termasuk gerak isyarat, nada suara, dan ekspresi wajah. Sementara komunikasi verbal, lebih menggunakan kata-kata tertulis maupun lisan untuk memberikan informasi kepada orang lain. Wirausahawan hendaknya menggunakan komponen pesan non verbal untuk melengkapi komponen pesan verbal. Pesan non verbal menekankan atau memberi tekanan pada isi dari berita verbal. Pesan non verval juga bisa digunakan untuk menambah isi baru pada pesan verbal.
3.    Komunikasi Organisasi Formal.
Komunikasi organisasional formal merupakan komunikasi organisasional yang mengikuti bagan lini organisasi. Bagan organisasi dapat menggambarkan hubungan diantara orang-orang dan jabatan serta menunjukkan saluran komunikasi formal diantaranya.
4.    Komunikasi Organisasi Informal
Komunikasi organisasional informal tidak mengikuti lini bagan organsisasi, dan biasanya mengikuti pola dari hubungan pribadi diantara anggota organisasi. Jaringan komunikasi ini umumnya ada karena anggota-anggota organisasi mempunyai keinginan untuk mengetahui informasi yang tidak diberikan oleh komunikasi organisasional formal.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari topik bahasan sumber daya manusia bagi organisasi kewirausahaan, sebagai berikut:
1.    Sumber daya manusia yang tepat berkaitan pada individu-individu dalam organisasi kewirausahaan yang memberikan sumbangan yang berharga pada pencapaian tujuan organisasi kewirausahaan.
2.    Ada empat langkah yang sebaiknya diikuti manajer untuk menyediakan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausaan saat posisi sedang terbuka atau lowong. Langkah-langkahnya antara lain langkah pertama yaitu perekrutan, langkah kedua yaitu seleksi, langkah ketiga yaitu pelatihan, dan langkah keempat yaitu penilaian hasil kerja.
3.    Teknik pengembangan ketrampilan dalam program pelatihan terbagi menjadi dua, yaitu teknik dalam jabatan untuk mengembangkan ketrampilan, serta teknik ruang kelas untuk mengembangkan ketrampilan.
4.    Model dari motivasi yang telah dikembangkan terdiri dari tiga, antara lain motivasi kebutuhan-tujuan, model ekspektasi motivasi Vroom, dan model Porter-Lawler.
5.    Bentuk-bentuk komunikasi, antara lain komunikasi interpersonal, komunikasi interpersonal verbal dan non-verbal, komunikasi organisasi formal, dan komunikasi organisasi informal.

Daftar Pustaka

Buchori, Zainun. 2004. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Aksara.
Kurniati, Edy Dwi. 2015. Kewirausahaan Industri. Edisi 1, Cetakan 1. Yogyakarta: Deepublish.

Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.