MAKALAH
LAPORAN ILMIAH
OSMOSIS
PADA SEL
D
i
s
u
s
u
n
O
l
e
h
Nama : ARIF JUNISMAN MENDROFA
Kelas : XII IPA 1
SMA
NEGERI 1 GUNUNGSITOLI
T.P.
2012/2013
-------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian mengenai
“Peristiwa Osmosis Pada Sel Berukuran Besar”. Pada laporan ini, ditampilkan
hasil data penelitian serta analisanya, dan penulis mengambil beberapa
kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan.
Penulis
mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini, diantaranya:
1. Ibu Kurnia selaku pengajar mata pelajaran
Biologi SMA Negeri 1 Gunungsitoli.
2. Teman-teman kelas XII IPA 1 yang ikut
membantu dalam pelaksanaan penelitian maupun proses penyelesaian laporan ini.
Namun, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan hasil
percobaan dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar penulisan berikutnya lebih baik lagi
sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca secara umum.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan penelitian
1.4. Manfaat penelitian
1.5 Hipotesis
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Sel
2.2. Cuka
2.3. Cangkang Telur
2.4. Air
2.5. Faktor-Faktor
2.6. Peristiwa Osmosis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.2. Langkah Kerja
BAB IV HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Kelompok Percobaan
4.2. Tabel Hasil Pengamatan
4.3. Hasil Pengamatan
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian mengenai osmosis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses osmosis tersebut berlangsung
pada sel berukuran besar.
Pada sel dapat dibedakan menjadi transport pasif dan
transport aktif. Transport pasif tidak memerlukan energi, sedangkan transport
aktif memerlukan energi. Transport pasif dapat dibedakan menjadi difusi dan
osmosis. Sedangkan transport aktif meliputi transport pompa ion,
endositosis, dan eksositosis. Osmosis merupakan perpindahan zat-zat terlarut
dari konsentransi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
Penulis menganggap
bahwa meneliti tentang proses osmosis menarik. Oleh karena itu, penulis
meneliti lebih jauh mengenai proses
osmosis, yaitu pada telur ayam yang telah direndam dalam cuka dan yang masih
seperti sedia kala. Penelitian dimulai tanggal 20 September 2012.
1.2. Rumusan Masalah
Osmosis
merupakan perpindahan zat-zat terlarut dari konsentransi rendah ke konsentrasi
yang lebih tinggi. Rumusan masalah sebagai berikut :
”ADAKAH PROSES OSMOSIS PADA TELUR
YANG MEMILIKI CANGKANG DAN YANG CANGKANNYA TELAH DIRENDAM DALAM CUKA JIKA
DIRENDAM AIR ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan melakukan eksperimen ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses osmosis yang terjadi di telur.
1.4.
Manfaat Penelitian
Melatih keterampilan siswa dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian secara ilmiah.
Melatih keterampilan siswa dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian secara ilmiah.
1.5. Hipotesis
Telur yang sebelumnya tidak direndam air cuka tidak akan mengalami osmosis karena terhalang oleh cangkang sedangkan telur yang telah direndam air cuka akan mengalami osmosis karena cangkangnya telah bereaksi dengan asam cuka.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Sel
Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup,
berarti di dalam sel terdapat bagian-bagian yang berperan dalam melakukan
aktivitas hidup sel. Unit berarti bagian terkecil dari sesuatu yang dapat
berdiri sendiri. Seperti halnya keluarga merupakan unit sosial yang paling
kecil dalam kelompok hidup di masyarakat. Keluarga-keluarga akan membentuk
desa. Begitu pula sel. Jutaan sel yang berukuran kecil menyusun tubuh makhluk
hidup.
Ukuran
dan Bentuk Sel
Sel mempunyai ukuran dan bentuk yang
bervariasi. Umumnya ukuran sel adalah
mikroskopis. Sebagai contoh pada ovum manusia mempunyai diameter 100P,
erytrosit 10P, bakteri 1P, dan virus 0,1P dan sel-sel
lain berkisar 0,4P sampai 10P.
Telur ayam atau telur
burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel
adalah vitellusnya. Jika diperhatikan ini adalah ukuran sel yang sangat besar,
itulah sebabnya, ukuran rata-rata dari sel sangat sukar ditentukan.
Sesuai dengan fungsinya
maka bentuk sel itu menunjukkan variasiyang bermacam-macam. Pada
umumnya bentuk sel pada tumbuhan adalah segi empat memanjang
atau segi enam, misalnya sel-sel epidermis,sel-sel parenkim. Di
samping itu pada bagian kayu sel-selnya berbentukserabut (sklerenkim) dan
bulat (kolenkim).
Bentuk sel pada hewan dan
manusia juga bermacam-macam, terutama sel-sel jaringan kulit tepi, kita kenal
antara lain:
1. Selapis sel bulat pipih disebut sel squamosa simplek.
2. Sel bulat pipih berlapis disebut squamosa komplek.
3. Sel berbentuk kubus disebut kuboid.
4. Sel berbentuk segi empat disebut kolumner.
2.2.
Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam
cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus
ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam
asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan
memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilatpaling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat
dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian
menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam
asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting. Asam asetat digunakan dalamproduksi polimer seperti polietilena
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat
digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer
juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia
akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per
tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun
dari sumber hayati.
2.3.
Cangkang Telur
Cangkang
telur memiliki rumus kimia CaCO3 yang nantinya CaCO3 ini
dapat bereaksi dengan larutan CH3COOH atau asam cuka.
2.4.
Air
Air memiliki rumus
kimia H2O yang mana larutan ini tidak bias bereaksi
dengan cangkang telur atau CaCO3.
2.5.
Faktor-Faktor
CaCO3 + 2 CH3COOH
--->
Ca(CH3COO)2 + CO2 +H2O
. Itulah mengapa cangkang telur bisa larut terhadap cuka. Sedangkan jika
direaksikan CaCO3 dengan H2O maka tidak
menghasilkan hasil reaksinya.
2.6.
Peristiwa Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke
bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh
pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan
sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat
secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding
dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang kami gunakan pada penelitian antara lain sebagai berikut :
1. Telur ayam 2 butir
2. Air ( aquades )
3. Cuka
4. Tali ( benang )
5. Wadah
6. Penutup wadah
7. Gelas beker
8. Penggaris
9. Buku dan Alat Tulis
3.2
Langkah Kerja
1. Letakkan satu butir telur
ayam dalam gelas beker yang berisi cuka dan biarkan selama dua hari dalam
keadaan tertutup.
2. Setelah dua hari , kupaslah
kulit telur yang telah direndam dalam cuka dengan seutas tali secara hati -
hati.
3. Ukurlah panjang dan lebar
telur tersebut.
4. Catatlah ukuran kedua telur
tersebut dalam tabel.
5. Letakkan kedua telur ke dalam
sebuahwadah berisi air. Tutuplah wadah tersebut tersebut dengan plastik dengan
tujuan mengurangi penguapan. Biarkan selama 3 hari.
6. Ambil kedua telur dan ukur
panjang dan lebar keduanya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Kelompok Percobaan
Sampel
1 : Perlakuan terhadap telur yang direndam cuka selama 2 hari
Sampel
2 : Perlakuan terhadap telur yang masih sempurna cangkangnya
4.2. Tabel Hasil Pengamatan
Sebelum direndam air :
Sampel
|
Ukuran Panjang
|
Ukuran Lebar
|
Telur yang direndam dalam cuka selama 2
hari dan diambil cangkangnya
|
26 cm
|
22cm
|
Telur yang sebelumnya tidak direndam dalam
cuka dan tidak diambil cangkangnya
|
22 cm
|
19 cm
|
Setelah
direndam air selama 3 hari :
Sampel
|
Ukuran Panjang
|
Ukuran Lebar
|
Telur yang direndam dalam cuka selama 2
hari dan diambil cangkangnya
|
33 cm
|
26 cm
|
Telur yang sebelumnya tidak direndam dalam
cuka dan tidak diambil cangkangnya
|
21 cm
|
19 cm
|
4.3.
Hasil Pengamatan
Telur yang direndam dalam cuka mengalami
osmosis sedangkan telur yang sebelumnya tidak direndam dalam cuka tidak
mengalami peristiwa osmosis. Hal ini dibuktikan dengan membesarnya telur yang
sebelumnya telah direndam cuka.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Peristiwa osmosis hanya dialami oleh telur yang
sebelumnya direndam cuka selama 2 hari, sedangkan telur yang cangkangnya masih
sempurna tidak mengalami peristiwa osmosis. Cangkang telur akan larut terhadap
CH3COOH atau asam cuka dan tidak larut terhadap H2O atau
akuades. Peristiwa osmosis terjadi terkonsentrasinya air kepada kandungan dalam
telur yang tidak terhalang CaCO3 atau cangkang telur sedangkan
tidak terjadi jarena air terhalang oleh CaCO3.
5.2.
Saran
Sebaiknya penelitian ini dilaksanakan lebih dari 2 hari untuk
mengetahui lebih detail lagi peristiwa osmosis yang terjadi, dan perlunya
ketelitian dan keaktifan dalam mengamati peristiwa osmosis yang terjadi pada
telur sebagai median sehingga data hasil pengamatan tidak salah.
DAFTAR
PUSTAKA
Mien A, Rifai. 2004. Kamus Biologi. Jakarta : Balai Pustaka
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi untuk SMA kelas 3A. Malang :
Erlangga
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : ARIF JUNISMAN MENDROFA
Kelas : 1 ID 07
NPM : 314 13 323
Tidak ada komentar:
Posting Komentar