Proses Daur Ulang Plastik Pada PT Elastis Reka Aktif
Sampah yang paling
berbahaya adalah sampah anorganik, dimana sampah ini tidak dapat atau sulit
untuk diurai. Salah satu sampah anorganik yang menjadi masalah adalah sampah
plastik. Sampah plastik adalah salah satu jenis sampah yang digplongkan
berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya. Sampah plastik merupakan
jenis sampah anorganik yang umumnya tidak dapat membusuk atau tidak bisa
terurai oleh bakteri. Sampah plastik merupakan masalah yang sudah dianggap
serius bagi pencemaran lingkungan, khususnya terhadap pencemaran tanah. Penggunaan
plastik memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, penggunaan plastik dilakukan
hampir pada seluruh kegiatan masyarakat, namun penggunaan yang tidak terkontrol
nantinya akan menimbulkan dampak negatif bagi pencemaran lingkungan. Berikut salah
satu perusahaan yang menerapkan proses daur ulang sampah plastik untuk
mengurangi pencemaran lingkungan.
PT Elastis Reka Aktif merupakan perusahaan produksi kantong plastik, yang
terletak di Jalan Kapuk Raya No. 88 E, F, G Penjaringan,
Jakarta Utara-DKI Jakarta. Perusahaan ini memulai hidupnya dengan nama PD Era
Plastik, yang didirikan pada tahun 1988. Awalnya, PD Era Plastik hanya bergerak
di bidang jual beli dan pengolahan
limbah plastik. Seiring dengan kemajuannya, dan untuk menunjang
pengembangan lebih lanjut, maka pada tahun 2004 PD Era Plastik dibentuk menjadi PT Elastis Reka Aktif. Namun hingga
masih terkadang masih lebih dikenal dengan sebutan “ERA Plastik”.
PT Elastis Reka Aktif bergerak dari bidang perdagangan limbah plastik, PT Elastis Reka Aktif
kemudian mengembangkan lini bisnisnya menjadi pendauran ulang limbah plastik. Aktivitas pendauran ulang limbah
plastik kemudian menjadi identitas serta sumber inspirasi dari perusahaan ini. Berselang
tidak lama, PT Elastis Reka Aktif kemudian memulai produksi kantong plastik
dengan merek LOCO, yang sekarang telah menjelma menjadi sebuah merek yang
dikenal baik di pasaran atas kualitasnya
Merek kantong plastik yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 tersebut
diproduksi
dengan berbahan utama bahan hasil daur ulang limbah plastik yang diolah
perusahaan. Peningkatan nilai tambah pada barang jadi tersebut PT Elastis Reka
Aktif didasari atas pengertian akan filosofi daur ulang, yakni pengembalian
limbah ke tingkat yang tertinggi mungkin pada tangga hirarki siklus hidup
produk.
Sampah plastik adalah
bahan buangan yang terbuat dari plastik yang sudah tidak terpakai dan tidak
bermanfaat lagi bagi kehidupan manusia. Sampah plastik dapat menjadi berguna
kembali setelah sampah plastik tersebut didaur ulang. Daur ulang plastik adalah
melakukan proses dasar daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi pellet
atau bijih plastik yang merupakan bahan dasar pembentuk plastik menurut produk
yang diinginkan. Pada proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan
jenis bijih plastik yang dihasilkan. Tahapan proses daur ulang sampah plastik
sebagai berikut:
1.
Bagian proses sortir bahan baku
yang menggunakan tenaga manusia dan bagian
proses yang menggunakan mesin. Bagian ini merupakan proses pemisahan yang
pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang
datang dan membuang material/ benda asing yang tidak diharapakan masuk ke dalam
proses.
2.
Pemotongan
Proses
ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses
selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya
(kantong atau lembaran plastik).
3.
Pencucian
Pencucian
bertujuan untuk tidak menggangu proses penggilingan. Pencucian terdiri dari 2
tahap, yaitu:
a. Prewashing, untuk memisahkan material-material
asing terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya. Menggunakan media cair
sebagai sarana untuk mencuci material dan membawa material asing keluar
dari proses.
b. Pencucian
tahap 2, menggunakan mesin friction water.Materi
dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehinggga
hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada
bahan. Masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari
proses.
4.
Pengeringan
Secara
mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat
keluar. Cara lainnya menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar
terbebas dari suhu yang melekat.
5.
Pemanasan
Material
yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material
pada suhu 200oC. Suhu panas dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju proses
penyaringan.
6.
Penyaringan
Penyaringan
dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4 mm di seluruh
permukaannya. Harapannya agar lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk
menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akn
dipotong-potong.
7.
Pendinginan
Setelan
berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media
pendingin.
8.
Pencetakan/Penggilingan
Pencetakan
bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie
dengan diameter 4 mm.
9.
Pembungkusan
Pembungkusan
diilakukan terhadap material kering dalam karung plastik. Selama pembungkusan
dilakukan juga pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan
baik.
10. Tahap
ini merupakan tahap pembuatan kantong plastik menggunakan metode ekstruksi. Pellet (bijih
besi) dimasukkan lewat corong, kemudian didorong ke screw baja
dan dialirkan di sepanjang bejana barrel untuk dipanaskan. Pada ujung
ekstruder, lelehan melalui die untuk menghasilkan ekstrudat
dengan bentuk sesuai keinginan.
11. Persiapan
Bahan
Tahap ini dilakukan dengan pengujian MFI (Melt Flow Index) untuk menguji viskositas material. Semakin tinggi berat molekul material maka semakin rendah nilai MFInya. Bahan dengan nilai MFI kecil akan membutuhkan suhu yang lebih besar untuk kemudahan alirannya. Jika bahan baku yang digunakan adalah pellet atau bijih plastik hasil daur ulang maka pengujian MFI tidak diperlukan. Material yang digunakan tidak murni dan tidak diketahui komposisi yang sebenarnya. Menghasilkan produk yang baik, langkah yang dilakukan adalah trial and error dan pengontrolan yang intens.
Tahap ini dilakukan dengan pengujian MFI (Melt Flow Index) untuk menguji viskositas material. Semakin tinggi berat molekul material maka semakin rendah nilai MFInya. Bahan dengan nilai MFI kecil akan membutuhkan suhu yang lebih besar untuk kemudahan alirannya. Jika bahan baku yang digunakan adalah pellet atau bijih plastik hasil daur ulang maka pengujian MFI tidak diperlukan. Material yang digunakan tidak murni dan tidak diketahui komposisi yang sebenarnya. Menghasilkan produk yang baik, langkah yang dilakukan adalah trial and error dan pengontrolan yang intens.
12. Pencampuran
Bijih
plastik yang sudah dipersiapkan dicampurkan dengan zat aditif yaitu pigmen
sebagai pewarna kantong plastik nantinya. Pencampuran dilakukan dengan mixer
dalam tabung mixer.
Proses
pengeringan dilakukan terhadap campuran homogen pellet dan pigmen menggunakan oven dryer. Material dimasukkan ke dalam
oven, selanjutnya oven dryer ditutup dan diset pada temperatur sesuai kebutuhan
dan sesuai material yang sedang dikeringkan.
14. Pencampuran
Kering dan Pencampuran Panas
a. Pencampuran
Kering (Dry Blending)
Pencampuran
antara material bijih plastik dengan aditif yang digunakan menjadi homogen
tanpa menggunakan panas dan kontak hanya terjadi pada permukaan saja.
b. Pencampuran
Panas (Hot Blending)
Proses
pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif agar menjadi homogen
menggunakan panas untuk memperoleh dispersi panas yang lebih baik. Beberapa
alat yang menggunakan prinsip ini adalah extruder, banbury mixer, dan
granulator.
15. Tahap
Akhir Pembuatan Kantong Plastik
Campuran
plastik yang sudah melalui proses ekstrusi dengan menggunakan ekstruder yang
dilengkapai dengan die akan membentuk lembaran plastik berbentuk tabung.
Pembuatan lembaran plastik ini menggunakan air cooling ring (pendingin). Lembaran–lembaran ini kemudian digulung
baru dimasukkan dalam mesin cetak untuk membentuk kantong plastik. Hasil dari
tahap ini merupakan produk dari PT
Elastis Reka Aktif yaitu kantong plastik dengan merek LOCO.
Proses Daur Ulang Kertas Pada PT.
Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Sampah kertas ialah
Sampah anorganik yang bersifat kering. Sampah kertas merupakan sampah yang bisa
dijadikan sampah komersial jika dilakukan penanganan. Sampah kertas dapat
dijadikan hiasan menarik, kertas daur ulang, dll. Sampah kertas mengandung
komponen kimiawi selulosa, hemiselulosa, dan sebagian kecil masih mengandung
lignin. Berikut salah satu perusahaan yang menerapkan proses daur ulang kertas.
PT. Pindo Deli Pulp and
Paper Mills adalah sebuah industri kertas swasta nasional besar yang berlokasi
di Desa Kuta Mekar Btb. 6‐9
Ciampel‐Karawang, Jawa‐Barat, Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dan saat ini memiliki 7.672 karyawan
yang bekerja 3 shift dengan jam kerja 8 jam per shift. PT. Pindo Deli
memproduksi kertas fotokopi, kertas khusus dan kertas tisu dengan kapasitas
produksi 1.465.000 ton per tahun, termasuk produksi dari PM8 dan PM9 sebanyak
240.000 ton per tahun yang mulai berproduksi tahun 1997 dan PM11 sebanyak
400.000 ton per tahun yang mulai berproduksi tahun 1998.
Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku
serat menjadi pulp, kertas dan kardus. Urutan proses pembuatannya adalah
persiapan bahan baku, pembuatan pulp
(secara kimia, semi‐kimia,
mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia,
pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Skema diagram prosesnya terlihat pada dibawah
ini. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses pengeringan kertas.
Tahapan utama dan
proses daur ulang sederhana dalam pembuatan pulp
dan kertas adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan
pulp pada Pulper
Pulp
dicampur dalam tanki pencampur dengan air menjadi slurry. Slurry kemudian
dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin kertas. Bahan baku dimasukkan
kedalam PULPER untuk defiberization dan mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran
serat.
2. Cleaner
Proses
pemutihan untuk tipe pulp Kraft
dilakukan dalam beberapa menara dimana pulp
dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali dan pulp dicuci.
3. Pemurnian
Pulp
dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk. Pada proses
mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat
menjadi lebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas
kertas yang dihasilkan.
4. Pembentukan
Proses
dilanjutkan dengan proses sizing dan
pewarnaan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk meningkatkan
kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan
bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang
dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan berjalan.
5. Pengepresan
Lembaran
kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack.
6. Pengeringan
Sebagian
besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan dengan melewatkan
lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.
7. Calender Stack
Tahap
akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan
jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
8. Pope Reel
Bagian
ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas
dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar,
dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan
kemudian dikemas.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar