Minggu, 29 Desember 2013

Tugas Ilmu Budaya Dasar #Softskill

KEBERADAAN SUKU KAILI DI SULAWESI TENGAH

            Suku Kaili adalah suku bangsa di Indonesia yang secara turun-temurun tersebar mendiami sebagian besar dari Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya wilayah Kabupaten Donggala, yang meliputi daerah pesisir Pantai barat, Kabupaten Sigi, dan Kota Palu, di seluruh daerah di lembah antara Gunung Gawalise, Gunung Nokilalaki, Kulawi, dan Gunung Raranggonau. Mereka juga menghuni wilayah pantai timur Sulawesi Tengah, meliputi Kabupaten Parigi-Moutong, Kabupaten Tojo-Una Una dan Kabupaten Poso. Masyarakat suku Kaili mendiami kampung/desa di Teluk Tomini yaitu Tinombo, Moutong, Parigi, Sausu, Ampana, Tojo Una-Una dan kabupaten Donggala meliputi Kecamatan Sindue, Sindue Tobata,Sirenja, Balaesang, Dampelas,dan Sojol sedang di Kabupaten Poso mereka mendiami daerah Mapane, Uekuli dan pesisir Pantai Poso. Untuk menyatakan "orang Kaili" disebut dalam bahasa Kaili yaitu ‘To Kaili.’


Ada beberapa pendapat yang mengemukakan etimologi dari kata ‘Kaili’, salah satunya menyebutkan bahwa kata yang menjadi nama suku Kaili ini berasal dari nama pohon dan buah Kaili yang umumnya tumbuh di hutan-hutan dikawasan daerah ini, terutama di tepi sungai palu dan telik palu. Pada zaman dulu, tepi pantai Teluk Palu letaknya menjorok l.k. 34 km dari letak pantai sekarang, yaitu di Kampung Bangga. Sebagai buktinya, di daerah Bobo sampai ke banyak ditemukan karang dan rerumputan pantai/laut. Bahkan di sana ada sebuah sumur yang airnya pasang pada saat air di laut sedang pasang demikian juga akan surut pada saat air laut surut.

Menurut cerita (tutura), dahulu kala, di tepi pantai dekat Kampung Bangga tumbuh sebatang pohon kaili yang tumbuh menjulang tinggi. Pohon ini menjadi arah atau panduan bagi pelaut atau nelayan yang memasuki Teluk Palu untuk menuju pelabuhan pada saat itu (Bangga).

Mata pencaharian utama masyarakat Kaili adalah bercocok tanam disawah, berkebun menanam kelapa, cacao, cengkeh, cabe rawit, ubi kayu dan beberapa jenis buah-buahan seperti durian, rambutan ,langsat dan lain-lain.Disamping itu masyarakat suku Kaili yang tinggal didataran tinggi mereka juga mengambil hasil bumi dihutan seperti rotan, damar, kemiri, dan kayu bantalan. Sedang masyarakat suku Kaili yang dipesisir pantai disamping bertani dan berkebun, mereka juga hidup sebagai nelayan yang mengantunkan hidupnya dilaut dan berdagang antar pulau ke kalimantan,bahkan ada juga yang sampai ke negri jiran Malaysia untuk menyeludupkan Kayu hitam ( Ebony ).

Makanan pokok suku Kaili pada umumnya adalah nasi, karena sebagian besar tanah dataran dilembah Palu, Dongala ( Pantai Barat ) Parigi sampai ke Poso merupakan daerah persawahan. Kadang pada musim paceklik masyarakat menanam jagung, sehingga sering juga mereka memakan nasi dari beras jagung (campuran beras dan jagung giling).

Alat pertanian suku Kaili ( Produk Budaya ) setempat diantaranya : pajeko (bajak), salaga (sisir), pomanggi, pandoli (linggis), Taono (parang); alat penangkap ikan diantaranya: panambe, meka, rompo, jala dan tagau.

Di lain hal, Sebagaimana suku-suku lainnya diwilayah Nusantara, Suku Kaili juga mempunyai adat istiadat sebagai bagian kekayaan budaya di dalam kehidupan sosial, memiliki Hukum Adat sebagai aturan dan norma yang harus dipatuhi, serta mempunyai aturan sanksi dalam hukum adat.

Salah satu tarian budaya yang terkenal di suku Kaili adalah Tari Pomonte bahkan dalam perayaan HUT Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, tarian ini didukung oleh 3000 penari dan masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2011 lalu.

Tari Pomonte atau terkadang disebut Pamonte adalah salah satu tari daerah yang telah merakyat di Provinsi Sulawesi Tengah terutama suku Kaili, yang merupakan simbol dan refleksi gerak dari salah satu kebiasaan gadis-gadis suku Kaili pada zaman dahulu dalam menuai padi, yang mana mayoritas penduduk suku Kaili adalah hidup bertani. Tari Pomonte telah dikenal sejak tahun 1957 yang di ciptakan oleh seorang seniman besar, putra asli Sulawesi tengah yaitu (alm) Hasan. M. Bahasyuan, beliau terinspirasi dari masyarakat Sulawesi Tengah yang agraris.

Tari Pomonte melambangkan sifat gotong-royong dan memiliki daya komunikasi yang tinggi, hidup dan berkembang ditengah masyarakat yang telah menyatu dengan budaya masyarakat itu sendiri. Kata POMONTE berasal dari bahasa Kaili Tara ; - PO artinya = Pelaksana - MONTE artinya = Tuai (menuai) - POMONTE artinya = Penuai.

Tari Pomonte setidaknya diisi 4 penari namun tidak ada aturan batas penari dalam tarian ini sehingga ribuan gadis-gadis suku Kaili-pun dapat berpartisipasi sebagai penari dalam tarian tersebut.  Tari Pomonte menggambarkan suatu kebiasaan para gadis-gadis suku Kaili di Sulawesi Tengah yang sedang menuai padi pada waktu panen tiba dengan penuh suka cita, yang dimulai dari menuai padi sampai dengan upacara kesyukuran terhadap sang Pencipta atas keberhasilan panen.

Sebelum menuai setiap pekerjaan didahului oleh seorang Penghulu yang dalam bahasa Kaili disebut TADULAKO. TADULAKO pada tarian ini berperan sebagai pengantar rekan-rekannya mulai dari menuai, membawa padi kerumah, membawa padi ke lesung, menumbuk padi, menapis serta membawa beras ke rumah yang kemudian disusul dengan upacara selamatan yakni No’rano, Vunja, Meaju dan No’raego mpae yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan pada upacara panen suku Kaili di provinsi Sulawesi Tengah.

Tari Pomonte memiliki daya pikat yang kuat karena dalam penampilannya mampu menimbulkan suasana gembira terhadap penonton, baik dalam gerak maupun lagu yang dinyanyikan dalam berhasa daerah yaitu bahasa Kaili, sehingga tari Pomonte dapat dimengerti langsung oleh yang menyaksikannya khususnya masyarakat di lembah Palu.
           
Di Indonesia banyak keragaman budaya dan adat istiadat terutama dalam tari-tarian yang masing-masing memiliki makna dan ciri khas dari berbagai suku yang tanpa disadari sebenarnya itu adalah kekayaan bagi negara Indonesia. Dengan semakin majunya pandangan tiap orang diera sekarang ini jangan menjadikan budaya dikesampingkan atau mulai tak dianggap. Tari Pomonte adalah salah satu tarian dari ribuan tarian suku-suku di Indonesia yang telah meraih prestasi, untuk itu marilah  mengambil hal-hal atau makna yang positif dari kebudayaan tarian tersebut. Kita sebagai warga Indonesia juga harus selalu menjaga dan melestarikan  kekayaan budaya dan adat istiadat di Indonesia ini, jangan hanya mementingkan beberapa kebudayaan suku yang terkenal atau mayoritas saja tetapi juga melihat kebudayaan suku yang minoritas dan belum terlalu di ekspos.


                                                                                          Nama : Arif Junisman Mendrofa
                                                                                          NPM : 314 13 323
                                                                                          Kelas : 1ID07


Referensi:                                                                                             

Minggu, 22 Desember 2013

Tugas Ilmu Budaya Dasar #Softskill

Kebudayaan Tato pada Suku Mentawai


Kepulauan Mentawai terletak disebelah barat Sumatra Barat. Kepulauan tersebut terdiri dari tiga pulau besar yakni; Siberut, Sipora, Pagai dan sekitar 40 pulau kecil. Suku Mentawai mempunyai ciri-ciri fisik berkulit kuning, mata cenderung menyipit, rambut lurus dan tubuh pendek.
Terlepas dari keindahan alamnya, satu yang tidak boleh turis lewatkan saat ke Mentawai adalah tato khas Suku Mentawai. Ternyata, itu bukanlah tato sembarangan. Konon, tato tradisonal suku Mentawai bisa memberikan kekuatan dan ini merupakan salah satu identitas yang unik pada suku Mentawai.
Suku Mentawai memang memiliki ragam kebudayaan, namun yang paling terkenal dalam kebudayaannya adalah seni mentato tubuh yang biasanya dijadikan upacara inisiasi (peralihan masa kanak-kanak ke masa remaja) bagi laki-laki dan perempuan suku Mentawai.
Dalam bahasa Indonesia, kata tato merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar atau lambing yang membentuk suatu disain pada kulit tubuh. Di Indonesia banyak suku-suku yang mentato bagian tubuhnya sebagai lambang jati diri dari sukunya. Seperti kebudayaan mentato dari suku Mentawai yang dulunya berasal dari budaya Dongson di Vietnam. Dari Dongson mereka berlayar ke samudra pasifik dan selandia baru. Akibatnya, kebudayaan tato tersebut masuk ke Indonesia dan berkembang di suku Mentawai hingga saat ini.



        1. Fungsi Kebudayaan Tato Bagi Masyarakat Mentawai.

Tato Mentawai luar biasa dan unik, memenuhi seluruh tubuh dari kepala sampai kaki, dan sarat dengan simbol dan makna. Bagi orang Mentawai, tato merupakan roh kehidupan. Menurut Ady Rosa, yang pada 1992 menelusuri pusat kebudayaan Mentawai di Pulau Siberut, ada sedikitnya empat kedudukan atau fungsi tato pada suku Mentawai, yaitu:

a.       Fungsi Sosial
Tato memiliki fungsi untuk menunjukkan jati diri dan perbedaan status sosial atau profesi. Misalnya, tato dukun atau sikerei berbeda dengan tato ahli berburu. Ahli berburu dikenal lewat gambar binatang tangkapannya, seperti babi, rusa, kera, burung, atau buaya. Sikerei diketahui dari tato bintang sibalu-balu dibadannya.

b.    Fungsi Kosmologis
Bagi masyarakat Mentawai, tato juga memiliki fungsi sebagai simbol keseimbangan alam. Bagi suku Mentawai, benda-benda seperti batu, hewan, dan tumbuhan harus diabadikan di atas tubuh. Mereka menganggap semua benda itu memiliki jiwa.

c.    Fungsi Estetis
Fungsi tato yang lain adalah keindahan atau memiliki fungsi estetis. Selain mentato tubuh mereka dengan simbol-simbol tertentu, masyarakat Mentawai juga boleh mentato tubuh sesuai dengan kreativitasnya. Suku Mentawai pun boleh menorehkan tato pada orang di luar suku Mentawai, sebagai bentuk seni.

d.    Fungsi Religius
Kedudukan atau fungsi tato yang menjadi dasar adalah fungsi religius,yang berhubungan dengan kepercayaan suku Mentawai, yaitu Arat Sabulungan. Istilah Arat Sabulungan berasal dari kata sa atau sekumpulan, dan bulung atau daun. Arat Sabulungan diartikan sebagai sekumpulan daun yang dirangkai dalam lingkaran yang terbuat dari pucuk enau atau rumbia, yang diyakini memiliki tenaga gaib kere atau ketse. Inilah yang kemudian dipakai sebagai media pemujaan terhadap Tai Kabagat Koat atau Dewa Laut, Tai Ka-leleu atau rohhutan dan gunung, dan Tai Ka Manua atau roh awang-awang.

     2.   Proses Pembuatan Tato pada suku Mentawai.




Sebelum ditemukan logam dan jarum besi, pembuatan tato di mentawai mempunyai kemiripan dengan penatoan di daerah Polynesia. Alat pahat terbuat dari tulang binatang, cangkang, kerang mutiara, ataupun gigi hiu. Peralatan tato terdiri dari satu buah jarum, kayu kecil yang halus untuk pemukul, dan batok kelapa. Sebelum ditato, tubuh akan disketsa sesuai dengan ganbar yang diinginkan. Kemudian, sketsa tersebut akan ditusuk dengan jarum yang berasal dari duri yang diberi tangkai kayu. Tangkai kayu ini dipukul pelan-pelan dengan kayu pemukul untuk memasukkan zat warna kedalam lapisan kulit. Pewarna yang dipakai adalah campuran daun pisang, arang tempurung kelapa dicampur dengan air tebu.
Langkah pertama adalah membuat garis gambar dikulit dengan jelaga dari asap lampu. Cara memperoleh jelaga adalah dengan menyulut lampu, kemudian di atas api lampu tersebut dtutupi dengan bato kelapa sehingga batok kelapa bagian dalam berwarna hitam. Jelaga tersebut kemudian dilumuri dengan jelaga kemudian diletakkan kekulit agar tertera. Langkah kedua adalah membuat formula dengan cara mencampur jelaga yang ada di batok kelapa dengan air tebu, kemudian ditempelkan dijarum. Jarum yang sudah dilekatkan formula kemudian ditancapkan sedikit demi sedikit ke kulit. Kemudian, jarum dipukul-pukul dengan alat yang berbentuk kayu kecil. Jarum dengan peganganya digenggam dengan tangan kanan, sedangkan pemukul dengan tangan kiri. Arah jarum mengikuti garis gambar yang telah tertera pada kulit. Pemukulan dilakukan secara perlahan agar jarum dapat masuk ke dalam kulit hingga berdarah. Permukaan kulit sering menjadi berdarah dan berwarna kebiruan. Memang sangat menyakitkan, namun karena diadakan dalam suatu upaya ritual dan penuh magis (dalam punen patiti), pembuatan tato tersebut tidaklah terlalu menyakitkan bagi anak-anak yang ditato. Namun demikian, biasanya selesai pembuatan tato, orang yang ditato akan mengalami demam selama beberapa hari.
Dewasa ini kebiasaan pembuatan tato pada orang Mentawai mulai berangsur-angsur hilang, terutama pada anak-anak muda mentawai. Untuk menunjukkan jati diri sebagai anak mentawai, mereka hanya menato sebagian kecil tubuh. Diperkampungan Mentawai yang lebih maju, seperti pulau Sipagai dan Sipora, dua pulau besar dikepulauan mentawai, tidak lagi  menemukan tradisi ini. Di kawasan pendukung zona perkampungan tradisional itu sendiri, seperti desa Muntei dan Meileppet, tradisi ini juga sudah jarang. Kalaupun ada, yang menggunakan terbatas pada kaum tua atau kerei. Kaum muda lebih memilih menggunakan celana jins. Kabitpun lebih beralih fungsi menjadi lebih mirip menjadi jubbah dokter atau toga hakim yang hanya dipakai saat bertugas. Mungkin tradisi ini akan hilang jika tak segera ditangani dengan konsep pelestarian adat dan budaya yang jelas.

    3. Ritual Adat Tato di Mentawai.

Arat sebulungan dipakai dalam setiap upacara kelahiran, perkawinan, pengobatan, pindah rumah dan pentatoan. Ketika anak lelaki memasuki akil balig pada usia 11-12 tahun, orang tua memanggil sikerei dan rimata atau kepala suku kemudian akan berunding menentukan hari dan bulan pelaksanaan penatoan. Setelah itu akan dipilih seorang sipaiti atau seniman tato. Sipaiti sebuah jabatan berdasarkan pengangkatan masyarakat, seperti dukun, melinkan profesi, dan hanya boleh dijalankan oleh laki-laki. Keahliannya harus dibayar dengan seekor babi.
Sebelum penatoan akan dilakukan punen enegat atau upacara inisiasi yang dipimpin oleh sikerei, diputurukat atau galeri milik sipaiti. Setelah itu tubuh anak yang akan ditato itu mulai digambar dengan lidi. Sketsa diatas tubuh itu kemudian ditusuk dengan jarum bertangkai kayu. Tangkai kayu ini dipukul pelan-pelan dengan kayu pemukul untuk memasukkan zat warna kedalam lapisan kulit. Pentatoan awal atau paypay sakoyuan itu dilakukan dibagian pangkal lengan. Ketika seorang anak menginjak dewasa, tatonya akan dilanjutkan dengan pola durukat didada, titik takep ditangan, titi rere pada paha dan kaki titi puso diatas perut kemudian titi teytey pada pinggang dan punggung. Pada akirnya seluruh tubuh orang mentawai akan dipenuhi oleh tato.

                -----------------------------------------------------------------------

Kesimpulan yang dapat diambil dari bahasan diatas yakni bahwa Indonesia mempunyai beragam seni dan kebudayaan. Salah satunya adalah kebudayaan mentato di suku Mentawai, suku Dayak dan masyarakat Bali. Dalam pemikiran masyarakat tersebut, tato tidak hanya sebagai seni menggambar pada media kulit tetapi lebih dari itu. Tato merupakan lambang jati diri dari sukunya masing-masing. Tetapi dewasa ini kebiasaan pembuatan tato pada orang Mentawai mulai berangsur-angsur hilang, terutama pada anak-anak muda Mentawai. Untuk menunjukkan jati diri sebagai anak Mentawai, mereka hanya menato sebagian kecil tubuh. Sehingga diperkampungan Mentawai yang lebih maju sulit menemukan tradisi ini. Peralihan Ini disebabkan karena modernisasi yang mulai berkembang di kepulauan Mentawai. Mungkin tradisi ini akan hilang jika tidak segera ditangani dengan konsep pelestarian adat dan budaya yang jelas.

 Berikut video mengenai pembuatan tato di suku Mentawai (English sub-tittle).




                                                                                                              Nama : Arif Junisman Mendrofa
                                                                                                              NPM : 314 13 323
                                                                                                              Kelas : 1ID07


Referensi:



Minggu, 08 Desember 2013

Tugas 6 Ilmu Budaya Dasar #Softskill

                    KEBUDAYAAN PERNIKAHAN di AMBON


            Ambon adalah sebuah suku yang mendiami daerah kepulauan yang sekarang terletak di Provinsi Maluku, bagian Timur Indonesia. Maluku didominasi oleh ras suku bangsa Melania Pasifik, yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga, dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Samudera Pasifik. Sementara itu suku pendatang kebanyakan berasal dari daerah Buton, Makassar, Bugis, Cina dan Arab. Maluku juga memiliki ikatan tradisi dengan bangsa-angsa kepulauan pasifik seperti bahasa, lagu daerah, makanan, perangkat peralatan rumah tangga dan alat musik.

               Orang-orang suku Ambon umumnya memiliki kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat. Profil tubuh masyarakat suku Ambon  lebih atletis dibandingkan dengan suku lain di Indonesia dikarenakan aktifitas utama mereka merupakan aktifitas laut seperti berlayar dan bernenang.

Orang Ambon mengenal tiga macam budaya perkawinan yang unik yaitu:
kawin lari, kawin minta dan kawin masuk.
Kawin Lari atau Lari Bini adalah sistem perkawinan yang paling lazim. Hal ini terutama disebabkan karena orang Ambon umumnya lebih suka menempuh jarak pendek untuk menghindari prosedur perundingan dan upacara. Kawin lari sebenarnya tidak diinginkan dan dipandang kurang baik oleh kaum kerabat wanita namun disukai oleh pihak pemuda. Terutama karena pemuda hendak menghindari kekecewaan mereka bila ditolak dan menghindari malu dari keluarga pemuda karena rencana perkawinan anaknya ditolak oleh keluarga wanita. Bisa juga karena takut keluarga wanita menunggu sampai mereka bisa memenuhi segala persyaratan adat.
Bentuk perkawinan yang kedua adalah Kawin Minta yang terjadi apabila seorang pemuda telah menemukan seorang gadis yang hendak dijadikan istri, maka ia akan memberitahukan hal itu kepada orang tuanya. Kemudian mereka mengumpulkan anggotafamili untuk membicarakan masalah itu dan membuat rencana perkawinan. Disini diperbincangkan pula pengumpulan kekayaan untuk membayar mas kawin, perayaan perkawinan dan sebagainya. Akan tetapi cara perkawinan semacam ini umumnya kurang diminati terutama bagi keluarga ang kurang mampu karena membutuhkan biaya yang besar.
Bentuk perkawinan yang ketiga adalah Kawin Masuk atau Kawin Manua. Pada perkawinan ini, pengantin pria tinggal dengan keluarga wanita. Ada tiga sebab utama terjadinya perkawinan ini:
  1. Karena kaum kerabat si pria tidak mampu membayar mas kawin secara adat.
  2.  Karena keluarga si gadis hanya memiliki anak tunggal dan tidak punya anak laki-laki sehingga si gadis harus memasukkan suaminya ke dalam klen ayahnya untuk menjamin kelangsungan klen.
  3. Karena ayah si pemuda tidak bersedia menerima menantu perempuannya yang disebabkan karena perbedaan status atau karena alasan lainnya.
Selain itu, adanya Kain Berkat dalam adat pernikahan.
Sebuah tradisi dalam pernikahan masyarakat ambon, yaitu pembayaran berupa kain putih (kain berkat) dan minuman keras ( Tuak ) oleh klen penganten laki-laki kepada klen penganten perempuan, jika tidak dilakukan maka keluarga muda itu akan jadi sakit dan mati. 



                                                                                                                        Nama : Arif Junisman Mendrofa
                                                                                                                        NPM : 314 13 323
                                                                                                                        Kelas : 1ID07


Referensi :

Minggu, 01 Desember 2013

Tugas 4 Tata Tulis dan Komunikasi Ilmiah

Surat Lamaran Pekerjaan.
----------------------------------------------------------------                                                                                                   

                                                                                                         Jakarta, 1 Desember 2013
Hal      : Lamaran Pekerjaan

Kepada Yth.,
Bapak/Ibu General Manajer
PT.  AHM (Astra Honda Motor)
Jl. Laksamada Yos Sudarso
Sunter 1 - Jakarta Utara 14350

Dengan hormat,

Berdasarkan iklan lowongan pekerjaan dari PT AHM (Astra Honda Motor) seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 19 November 2013, dengan ini saya mengajukan diri untuk posisi Analis Pengembangan Sistem di PT AHM (Astra Honda Motor) Jakarta.

Berikut data pribadi saya.
Nama                                         : Arif Junisman Mendrofa
Tempat / Tanggal Lahir             : Gunungsitoli / 5 Juni 1996
Usia                                            : 17 Tahun
Pendidikan Terakhir                   : S-1 Teknik Industri, Universitas Gunadarma
Alamat                                        : Duta Bintaro Cluster Sanur, Blok E5 No.7
                                                     RT/RW 05/09 Kel. Kunciran. Kec. Pinang.
                                                     Tangerang, Banten. 15144
Telepon / Handphone                 : 082115191996
E-mail                                          : arifjmend4@gmail.com
Status                                         : Belum menikah

Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat berbahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan. Saya memiliki kemampuan dalam pengembangan sistem terintegrasi dan telah terbiasa bekerja dengan menggunakan komputer. Terutama mengoperasikan aplikasi paket MS Office, seperti Excel, Word, Visio, Acces, PowerPoint, OutLook, juga AutoCad dan internet, maupun surat-menyurat dalam Bahasa Inggris.

Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1.      Daftar Riwayat Hidup (Curiculum Vitae).
2.      Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai.
3.      Foto copy sertifikat seminar, kursus/workshop.
4.      Pas foto terbaru.

Saya berharap Bapak/Ibu bersedia memberikan kesempatan kepada saya untuk wawancara dan dapat bekerja di PT. AHM (Astra Honda Motor) Jakarta.


Demikian surat lamaran kerja ini saya sampaikan, atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,



Arif Junisman Mendrofa


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




Daftar Riwayat Hidup (Curiculum Vitae).
------------------------------------------------------------------


DATA PRIBADI

NAMA                                           : ARIF JUNISMAN MENDROFA
ALAMAT                                       : Duta Bintaro Cluster Sanur, Blok E5 No.7
                                                       RT/RW 05/09 Kel. Kunciran. Kec. Pinang.
                                                       Tangerang, Banten. 15144.
NOMOR HP                                  : +6282115191996
TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR  : Gunungsitoli, 5 Juni 2013
JENIS KELAMIN                            : Pria
STATUS                                       : Belum Menikah
AGAMA                                         : Kristen
KEWARGANEGARAAN                 : Indonesia
EMAIL                                           : arifjmend4@gmail.com


                                                                                
DATA PENDIDIKAN

1.                 2001 – 2007 Sekolah Dasar Negeri 5 Gunungsitoli, Sumatera Utara.
2.                 2007 – 2010 Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Gunungsitoli, 
                                Sumatera Utara.
3.                 2010 – 2013 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gunungsitoli
                                 Sumatera Utara.
4.                 2013 Teknik Industri, Universitas Gunadarma.


DATA ORGANISASI

1.                 2010 – 2011 Koordinator Bidang Bahasa dan Kesenian OSIS 
                                         SMA Negeri 1 Gunungsitoli, Sumatera Utara.
2.                 2011 – 2012 Koordinator 2 Tim Kepelatihan Blessing Choir 
                                         SMA Negeri 1 Gunungsitoli, Sumatera Utara.
3.                 2013 Anggota Muda Swara Darmagita Choir, Universitas Gunadarma.










--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : ARIF JUNISMAN MENDROFA
Kelas : 1 ID 07
NPM : 314 13 323

Tugas 3 Tata Tulis dan Komunikasi Ilmiah

MAKALAH LAPORAN ILMIAH
OSMOSIS PADA SEL

D
i
s
u
s
u
n

O
l
e
h

          Nama    : ARIF JUNISMAN MENDROFA
                                    Kelas     : XII IPA 1 


SMA NEGERI 1 GUNUNGSITOLI
T.P. 2012/2013

-------------------------------------------------------------------------------------------------


KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian mengenai “Peristiwa Osmosis Pada Sel Berukuran Besar”. Pada laporan ini, ditampilkan hasil data penelitian serta analisanya, dan penulis mengambil beberapa kesimpulan dari hasil analisa yang telah dilakukan.
            Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:
1.    Ibu Kurnia selaku pengajar mata pelajaran Biologi SMA Negeri 1 Gunungsitoli.
2.    Teman-teman kelas XII IPA 1 yang ikut membantu dalam pelaksanaan penelitian maupun proses penyelesaian laporan ini.
Namun, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan hasil percobaan dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulisan berikutnya lebih baik lagi sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca secara umum.
 -------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Latar belakang
1.2.    Rumusan masalah
1.3.    Tujuan penelitian
1.4.     Manfaat penelitian
1.5      Hipotesis
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.    Sel
2.2.    Cuka
2.3.     Cangkang Telur
2.4.     Air
2.5.     Faktor-Faktor
2.6.      Peristiwa Osmosis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.    Alat dan Bahan
3.2.   Langkah Kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Kelompok Percobaan
4.2.  Tabel Hasil Pengamatan
4.3.  Hasil Pengamatan
BAB V PENUTUP
5.1.   Kesimpulan
5.2.    Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penelitian mengenai osmosis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses osmosis tersebut berlangsung pada sel berukuran besar.
          Pada sel dapat dibedakan menjadi transport pasif dan transport aktif. Transport pasif tidak memerlukan energi, sedangkan transport aktif memerlukan energi. Transport pasif dapat dibedakan menjadi difusi dan osmosis.  Sedangkan transport aktif meliputi transport pompa ion, endositosis, dan eksositosis. Osmosis merupakan perpindahan zat-zat terlarut dari konsentransi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
          Penulis menganggap bahwa meneliti tentang proses osmosis menarik. Oleh karena itu, penulis meneliti lebih jauh mengenai proses osmosis, yaitu pada telur ayam yang telah direndam dalam cuka dan yang masih seperti sedia kala. Penelitian dimulai tanggal 20 September 2012.

1.2. Rumusan Masalah
              Osmosis merupakan perpindahan zat-zat terlarut dari konsentransi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi. Rumusan masalah sebagai berikut :

ADAKAH PROSES OSMOSIS PADA TELUR YANG MEMILIKI CANGKANG DAN YANG CANGKANNYA TELAH DIRENDAM DALAM CUKA JIKA DIRENDAM AIR ?

1.3. Tujuan Penelitian
          Tujuan melakukan eksperimen ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses osmosis yang terjadi di telur.

1.4. Manfaat Penelitian
            Melatih keterampilan siswa dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian secara ilmiah.

1.5. Hipotesis
            Telur yang sebelumnya tidak direndam air cuka tidak akan mengalami osmosis karena terhalang oleh cangkang sedangkan telur yang telah direndam air cuka akan mengalami osmosis karena cangkangnya telah bereaksi dengan asam cuka.


----------------------------------------------------------------------------------- 

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Sel
Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup, berarti di dalam sel terdapat bagian-bagian yang berperan dalam melakukan aktivitas hidup sel. Unit berarti bagian terkecil dari sesuatu yang dapat berdiri sendiri. Seperti halnya keluarga merupakan unit sosial yang paling kecil dalam kelompok hidup di masyarakat. Keluarga-keluarga akan membentuk desa. Begitu pula sel. Jutaan sel yang berukuran kecil menyusun tubuh makhluk hidup.                     
            Ukuran dan Bentuk Sel
Sel mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi. Umumnya ukuran sel adalah mikroskopis. Sebagai contoh pada ovum manusia mempunyai diameter 100P, erytrosit 10P, bakteri 1P, dan virus 0,1P dan sel-sel lain berkisar 0,4P sampai 10P.
Telur ayam atau telur burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel adalah vitellusnya. Jika diperhatikan ini adalah ukuran sel yang sangat besar, itulah sebabnya, ukuran rata-rata dari sel sangat sukar ditentukan.
Sesuai dengan fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasiyang bermacam-macam. Pada umumnya bentuk sel pada tumbuhan adalah segi empat memanjang atau segi enam, misalnya sel-sel epidermis,sel-sel parenkim. Di samping itu pada bagian kayu sel-selnya berbentukserabut (sklerenkim) dan bulat (kolenkim).
Bentuk sel pada hewan dan manusia juga bermacam-macam, terutama sel-sel jaringan kulit tepi, kita kenal antara lain:
1. Selapis sel bulat pipih disebut sel squamosa simplek.
2. Sel bulat pipih berlapis disebut squamosa komplek.
3. Sel berbentuk kubus disebut kuboid.
4. Sel berbentuk segi empat disebut kolumner.

2.2. Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilatpaling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalamproduksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.


2.3. Cangkang Telur
           
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCOyang nantinya CaCO3 ini dapat bereaksi dengan larutan CH3COOH atau asam cuka.

2.4. Air
          Air memiliki rumus kimia  H2O yang mana larutan ini tidak bias bereaksi dengan cangkang telur atau CaCO3.

2.5. Faktor-Faktor

Description: C:\Users\PC\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.pngCaCO+ 2 CH3COOH               --->          Ca(CH3COO)2 + CO2 +H2O . Itulah mengapa cangkang telur bisa larut terhadap cuka. Sedangkan jika direaksikan CaCO3  dengan H2O maka tidak menghasilkan hasil reaksinya.

2.6. Peristiwa Osmosis

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

-----------------------------------------------------------------------------------

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang kami gunakan pada penelitian antara lain sebagai berikut :
1.      Telur ayam 2 butir
2.      Air ( aquades )
3.      Cuka
4.      Tali ( benang )
5.      Wadah
6.      Penutup wadah
7.      Gelas beker
8.      Penggaris
9.   Buku dan Alat Tulis
3.2 Langkah Kerja

1.      Letakkan satu butir telur ayam dalam gelas beker yang berisi cuka dan biarkan selama dua hari dalam keadaan tertutup.
2.      Setelah dua hari , kupaslah kulit telur yang telah direndam dalam cuka dengan seutas tali secara hati - hati.
3.      Ukurlah panjang dan lebar telur tersebut.
4.      Catatlah ukuran kedua telur tersebut dalam tabel.
5.      Letakkan kedua telur ke dalam sebuahwadah berisi air. Tutuplah wadah tersebut tersebut dengan plastik dengan tujuan mengurangi penguapan. Biarkan selama 3 hari.
6.      Ambil kedua telur dan ukur panjang dan lebar keduanya.

----------------------------------------------------------------------------------- 

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kelompok Percobaan

Sampel 1 : Perlakuan terhadap telur yang direndam cuka selama 2 hari
Sampel 2 : Perlakuan terhadap telur yang masih sempurna cangkangnya

4.2. Tabel  Hasil  Pengamatan
Sebelum direndam air :
Sampel
Ukuran Panjang
Ukuran Lebar

Telur yang direndam dalam cuka selama 2 hari dan diambil cangkangnya
26 cm
22cm

Telur yang sebelumnya tidak direndam dalam cuka dan tidak diambil cangkangnya
22 cm
19 cm

            Setelah direndam air selama 3 hari :
Sampel
Ukuran Panjang
Ukuran Lebar
Telur yang direndam dalam cuka selama 2 hari dan diambil cangkangnya
33 cm
26 cm

Telur yang sebelumnya tidak direndam dalam cuka dan tidak diambil cangkangnya
21 cm
19 cm


4.3. Hasil Pengamatan
Telur yang direndam dalam cuka mengalami osmosis sedangkan telur yang sebelumnya tidak direndam dalam cuka tidak mengalami peristiwa osmosis. Hal ini dibuktikan dengan membesarnya telur yang sebelumnya telah direndam cuka.

----------------------------------------------------------------------------------- 


BAB V
PENUTUP


5.1. Kesimpulan

Peristiwa osmosis hanya dialami oleh telur yang sebelumnya direndam cuka selama 2 hari, sedangkan telur yang cangkangnya masih sempurna tidak mengalami peristiwa osmosis. Cangkang telur akan larut terhadap CH3COOH atau asam cuka dan tidak larut terhadap H2O atau akuades. Peristiwa osmosis terjadi terkonsentrasinya air kepada kandungan dalam telur yang tidak terhalang CaCO3 atau cangkang telur sedangkan tidak terjadi jarena air terhalang oleh CaCO3.

5.2. Saran
          Sebaiknya penelitian ini dilaksanakan lebih dari 2 hari untuk mengetahui lebih detail lagi peristiwa osmosis yang terjadi, dan perlunya ketelitian dan keaktifan dalam mengamati peristiwa osmosis yang terjadi pada telur sebagai median sehingga data hasil pengamatan tidak salah.


-------------------------------------------------------------------------


DAFTAR PUSTAKA

Mien A, Rifai. 2004. Kamus Biologi. Jakarta : Balai Pustaka
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi untuk SMA kelas 3A. Malang : Erlangga




--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : ARIF JUNISMAN MENDROFA
Kelas : 1 ID 07
NPM : 314 13 323