Sabtu, 30 April 2016

Pengetahuan Lingkungan Part 2

Proses Daur Ulang Plastik Pada PT Elastis Reka Aktif

Sampah yang paling berbahaya adalah sampah anorganik, dimana sampah ini tidak dapat atau sulit untuk diurai. Salah satu sampah anorganik yang menjadi masalah adalah sampah plastik. Sampah plastik adalah salah satu jenis sampah yang digplongkan berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya. Sampah plastik merupakan jenis sampah anorganik yang umumnya tidak dapat membusuk atau tidak bisa terurai oleh bakteri. Sampah plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran lingkungan, khususnya terhadap pencemaran tanah. Penggunaan plastik memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, penggunaan plastik dilakukan hampir pada seluruh kegiatan masyarakat, namun penggunaan yang tidak terkontrol nantinya akan menimbulkan dampak negatif bagi pencemaran lingkungan. Berikut salah satu perusahaan yang menerapkan proses daur ulang sampah plastik untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
PT Elastis Reka Aktif merupakan perusahaan produksi kantong plastik, yang terletak di Jalan Kapuk Raya No. 88 E, F, G Penjaringan,  Jakarta Utara-DKI Jakarta. Perusahaan ini memulai hidupnya dengan nama PD Era Plastik, yang didirikan pada tahun 1988. Awalnya, PD Era Plastik hanya bergerak di bidang jual beli dan pengolahan limbah plastik. Seiring dengan kemajuannya, dan untuk menunjang pengembangan lebih lanjut, maka pada tahun 2004 PD Era Plastik dibentuk menjadi PT Elastis Reka Aktif. Namun hingga masih terkadang masih lebih dikenal dengan sebutan “ERA Plastik”
PT Elastis Reka Aktif bergerak dari bidang perdagangan limbah plastik, PT Elastis Reka Aktif kemudian mengembangkan lini bisnisnya menjadi pendauran ulang limbah plastik. Aktivitas pendauran ulang limbah plastik kemudian menjadi identitas serta sumber inspirasi dari perusahaan ini. Berselang tidak lama, PT Elastis Reka Aktif kemudian memulai produksi kantong plastik dengan merek LOCO, yang sekarang telah menjelma menjadi sebuah merek yang dikenal baik di pasaran atas kualitasnya
Merek kantong plastik yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 tersebut diproduksi dengan berbahan utama bahan hasil daur ulang limbah plastik yang diolah perusahaan. Peningkatan nilai tambah pada barang jadi tersebut PT Elastis Reka Aktif didasari atas pengertian akan filosofi daur ulang, yakni pengembalian limbah ke tingkat yang tertinggi mungkin pada tangga hirarki siklus hidup produk.
Sampah plastik adalah bahan buangan yang terbuat dari plastik yang sudah tidak terpakai dan tidak bermanfaat lagi bagi kehidupan manusia. Sampah plastik dapat menjadi berguna kembali setelah sampah plastik tersebut didaur ulang. Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi pellet atau bijih plastik yang merupakan bahan dasar pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan. Pada proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan jenis bijih plastik yang dihasilkan. Tahapan proses daur ulang sampah plastik sebagai berikut:
1.        Bagian proses sortir bahan baku yang  menggunakan tenaga manusia dan bagian proses yang menggunakan mesin. Bagian ini merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan  pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material/ benda asing yang tidak diharapakan masuk ke dalam proses.
2.        Pemotongan
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah  proses selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik).
3.        Pencucian
Pencucian bertujuan untuk tidak menggangu proses penggilingan. Pencucian terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a.    Prewashing, untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya. Menggunakan media cair sebagai sarana untuk  mencuci material dan membawa material asing keluar dari proses.
b. Pencucian tahap 2, menggunakan mesin friction water.Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehinggga hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan. Masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.
4.        Pengeringan
Secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar. Cara lainnya menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari suhu yang melekat.
5.        Pemanasan
Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada suhu 200oC. Suhu panas dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju proses penyaringan.
6.        Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4 mm di seluruh permukaannya. Harapannya agar lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akn dipotong-potong.
7.        Pendinginan
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.
8.        Pencetakan/Penggilingan
Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm.
9.        Pembungkusan
Pembungkusan diilakukan terhadap material kering dalam karung plastik. Selama pembungkusan dilakukan juga pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.
10. Tahap ini merupakan tahap pembuatan kantong plastik menggunakan metode ekstruksi. Pellet (bijih besi) dimasukkan lewat corong, kemudian didorong ke screw baja dan dialirkan di sepanjang bejana barrel untuk dipanaskan. Pada ujung ekstruder, lelehan melalui die untuk menghasilkan ekstrudat dengan bentuk sesuai keinginan.

11.    Persiapan Bahan
      Tahap ini dilakukan dengan pengujian MFI (Melt Flow Index) untuk menguji viskositas material. Semakin tinggi berat molekul material maka semakin rendah nilai MFInya. Bahan dengan nilai MFI kecil akan membutuhkan suhu yang lebih besar untuk kemudahan alirannya. Jika bahan baku yang digunakan adalah pellet atau bijih plastik hasil daur ulang maka pengujian MFI tidak diperlukan. Material yang digunakan tidak murni dan tidak diketahui komposisi yang sebenarnya. Menghasilkan produk yang baik, langkah yang dilakukan adalah trial and error dan pengontrolan yang intens.
12.    Pencampuran
Bijih plastik yang sudah dipersiapkan dicampurkan dengan zat aditif yaitu pigmen sebagai pewarna kantong plastik nantinya. Pencampuran dilakukan dengan mixer dalam tabung mixer.
13.    Pengeringan Pellet
Proses pengeringan dilakukan terhadap campuran homogen pellet dan pigmen menggunakan oven dryer. Material dimasukkan ke dalam oven, selanjutnya oven dryer ditutup dan diset pada temperatur sesuai kebutuhan dan sesuai material yang sedang dikeringkan.

14.    Pencampuran Kering dan Pencampuran Panas
a.       Pencampuran Kering (Dry Blending)
Pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif yang digunakan menjadi homogen tanpa menggunakan panas dan kontak hanya terjadi pada permukaan saja.
b.      Pencampuran Panas (Hot Blending)
Proses pencampuran antara material bijih plastik dengan aditif agar menjadi homogen menggunakan panas untuk memperoleh dispersi panas yang lebih baik. Beberapa alat yang menggunakan prinsip ini adalah extruder, banbury mixer, dan granulator.
15.    Tahap Akhir Pembuatan Kantong Plastik
Campuran plastik yang sudah melalui proses ekstrusi dengan menggunakan ekstruder yang dilengkapai dengan die akan membentuk lembaran plastik berbentuk tabung. Pembuatan lembaran plastik ini menggunakan air cooling ring (pendingin). Lembaran–lembaran ini kemudian digulung baru dimasukkan dalam mesin cetak untuk membentuk kantong plastik. Hasil dari tahap ini merupakan produk dari PT Elastis Reka Aktif yaitu kantong plastik dengan merek LOCO.


Proses Daur Ulang Kertas Pada PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills

Sampah kertas ialah Sampah anorganik yang bersifat kering. Sampah kertas merupakan sampah yang bisa dijadikan sampah komersial jika dilakukan penanganan. Sampah kertas dapat dijadikan hiasan menarik, kertas daur ulang, dll. Sampah kertas mengandung komponen kimiawi selulosa, hemiselulosa, dan sebagian kecil masih mengandung lignin. Berikut salah satu perusahaan yang menerapkan proses daur ulang kertas.
PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills adalah sebuah industri kertas swasta nasional besar yang berlokasi di Desa Kuta Mekar Btb. 69 CiampelKarawang, JawaBarat, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dan saat ini memiliki 7.672 karyawan yang bekerja 3 shift dengan jam kerja 8 jam per shift. PT. Pindo Deli memproduksi kertas fotokopi, kertas khusus dan kertas tisu dengan kapasitas produksi 1.465.000 ton per tahun, termasuk produksi dari PM8 dan PM9 sebanyak 240.000 ton per tahun yang mulai berproduksi tahun 1997 dan PM11 sebanyak 400.000 ton per tahun yang mulai berproduksi tahun 1998.  
Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan kardus. Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Skema diagram prosesnya terlihat pada dibawah ini. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses pengeringan kertas.

Tahapan utama dan proses daur ulang sederhana dalam pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut:
1.    Pembuatan pulp pada Pulper
Pulp dicampur dalam tanki pencampur dengan air menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER untuk defiberization dan mempercepat beating serta  fibrillation dikarenakan pemekaran serat.
2.    Cleaner
Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali dan pulp dicuci.
3.    Pemurnian
Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat menjadi lebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.  
4.    Pembentukan
Proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan berjalan.
5.    Pengepresan
Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack.
6.    Pengeringan
Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.
7.    Calender Stack
Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
8.    Pope Reel
Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan kemudian dikemas.                                                         


Sumber: