Bentuk-bentuk Pemasaran
Pemasaran merupakan
salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai
tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan
laba. Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan
konsumen.
Kegiatan pemasaran
harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika perusahaan tersebut menginginkan
usahanya tetap berjalan terus atau menginginkan konsumen mempunyai pandangan
yang baik terhadap perusahaan. Bentuk-bentuk dari pemasaran antara lain:
waralaba/franchising, pemasaran
langsung, dan multi level marketing.
Berikut penjelasan mengenai bentuk-bentuk pemasaran tersebut.
A.
Waralaba
atau Franchising
1. Definisi
Waralaba atau Franchising
Franchising
biasa dikenal dengan kata “waralaba” di Indonesia, dan pertama sekali dikemukakan
oleh Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM), sebagai padanan kata
dari franchise. Makna dari kata waralaba
secara sederhana yaitu usaha yang memberikan keuntungan lebih istimewa. Waralaba
juga berarti persetujuan legal atas pemberian hak atau keistimewaan untuk
memasarkan suatu produk atau jasa dari pemilik kepada pihak lain, yang diatur
dalam suatu aturan permainan tertentu.
Pengertian franchising
dapat dilihat dari 2 (dua) aspek yang lain yaitu : aspek yuridis dan aspek
bisnis. Berdasarkan aspek yuridis, pengertian franchising dapat dilihat pada Pasal 1 angka (1) Peraturan
Pemerintah No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba atau franchising
yang dapat diartikan sebagai :
“Perikatan di mana salah satu pihak diberikan hak
untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan dan penjualan barang dan/atau jasa“.
Berdarkan aspek yuridis yang lain, dari Pasal 1
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
No.259/MPP/KEP/7/1977 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran
Waralaba menyebutkan bahwa :
“Pemberi waralaba, yaitu badan usaha atau perorangan
yang memberikan haknya kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha
yang dimiliki oleh pemberi waralaba, sedangkan penerima waralaba adalah badan
usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang
dimiliki pemberi waralaba.“
Pengertian waralaba/franchising dari aspek bisnis merupakan metode produksi dan pendistribusian
barang dan jasa kepada konsumen dengan suatu standar dan sistem eksploitasi
tertentu. Maksud dari standar dan eksploitasi tersebut meliputi kesamaan dan
penggunaan nama perusahaan, merek, sistem produksi, tata cara pengemasan,
penyajian dan pengedarannya.
Ada tiga bentuk franchising
yakni:
a) Product franchising
Product
franchising adalah suatu franchising yang franchisornya memberikan
lisensi kepada franchising untuk menjual barang hasil poduksinya, sedangkan franchising hanya berfungsi sebagai
distributor dari produk franchisor. Franchising
sering diberi hak eksklusif untuk memasarkan produk tersebut di suatu wilayah
tertentu.
b) Manufacturing franchising
Manufacturing franchising
adalah suatu franchise di mana
franchiso memberikan resep atau rahasia dari suatu proses produksi. Franchising memasarkan barang-barang itu
dengan standar produksi dan merek yang sama dengan yang
dimiliki oleh franchisor. Bentuk franchise
semacam ini banyak digunakan dalam produksi dan distribusi minuman soft drink.
c) Business
format franchising
Business format franchising
adalah suatu franchise yang franchisenya mengoperasikan suatu kegiatan bisnis
dengan memakai nama franchisor. Franchise tetap diakui sebagai anggota kelompok
yang berusaha dalam bisnis ini dan sebagai imbalan dari penggunaan nama
franchisor, maka franchise harus mengikuti metode-metode standar pengoperasian
dan berada di bawah pengawasan franchisor dalam hal bahan-bahan yang digunakan,
pilihan tempat usaha, desain tempat usaha, jam penjualan, persyaratan karyawan.
2. Keunggulan
dan Kelemahan Waralaba atau Franchising
Beberapa keunggulan pemasaran bentuk waralaba (franchising) bagi pengwaralaba
(franchisor), adalah:
a) Bimbingan
Kelemahan
usaha kecil yang menyolok adalah kurangnya kemampuan manajerial. Tetapi tidak seorangpun dapat menutupi kelemahan
tersebut bila menjadi seorang manajer franchise. Banyak franchisor mencoba
mengatasi kekurangan atau kurang pengalaman dengan memberikan beberapa bentuk
pelatihan.
b) Promosi
nama merk
Investor
yang menandatangani perjanjian franchise mendapat hak untuk menggunakan promosi nama merk secara nasional maupun regional. Hal
ini mengidentifikasikan unit lokal dengan suatu produk atau jasa yang terkenal.
c) Produk
yang terjamin
Franchisor
dapat menawarkan kepada franchisee suatu produk dan metode pengorperasian bisnis yang terjamin. Produk atau jasa yang
terkenal dan diterima oleh masyarakat
luas.
d) Bantuan
finansial
Melalui
kerjasama dengan perusahaan franchise, investor individual mungkin dapat terjamin bantuan finansialnya.
Biaya permulaan bisnis yang sangat tinggi,
dan investor prospektif biasanya memiliki dana yang terbatas.
Kelemahan dari pemasaran bentuk waralaba (franchising), yaitu:
a) Biaya
Franchisee
harus membayar biaya franchise. Sebagai imbalannya franchisor dapat memberikan
pelatihan, bimbingan atau memberi dukungan lainnya yang memerlukan biaya.
b) Pengendalian
eksternal
Seseorang
yang menandatangani perjanjian franchise kehilangan beberapa kebebasan.
Franchisor, dalam hal mengoperasikan seluruh tempat penjualan franchise sebagai
suatu bisnis harus melakukan pengendalian atas aktivitas promosional, catatan
finansial, penyewaan, prosedur pelayanan, dan pengembangan manajerial. Walaupun
bermanfaat, pengendalian ini tidak menyenangkan bagi seseorang yang mencari
kebebasan.
c) Program
pelatihan yang lemah
Beberapa
franchisor telah mengembangkan program pelatihan yang baik. Tetapi beberapa
promotor menjanjikan pelatihan tetapi tidak pernah terealisasi. Fasilitas
kadangkala tidak sesuai bagi pelatihan dan pengembangan yang sebenarnya.
3. Contoh
Usaha Barang dan Jasa Pemasaran Bentuk Waralaba yang Sukses
Pecel Lele Lela salah satu hasil dari kesuksesan
menerapkan pemasaran bentuk waralaba. Merk Pecel Lele Lela merupakan singkatan
dari Pecel Lele LEbih LAku. Pecel Lele Lela berdiri sejak 2006, pengusaha bernama
Rangga Umara, founder dan dalang dibalik kesuksesan waralaba Pecel Lele Lela.
Mengawali bisnisnya pada 2006, Rangga setahap demi setahap membangun kerajaan
bisnisnya hingga dapat menjadi pemimpin pasar sekaligus brand nasional resto
pecel lele modern, dan kini sudah
memiliki 83 outlet di Indonesia dan
Malaysia.
Waralaba Pecel Lele Lela adalah salah satu bisnis
kuliner resto yang menawarkan menu makanan yang sudah umum dijajakan di pinggir
jalan, namun disajikan dengan cita rasa restoran dan dengan harga yang bersahabat
bagi semua kalangan. Bagi yang belum pernah menyambangi outlet Pecel Lele Lela
mungkin memiliki gambaran hanya tersedia menu pecel lele yang jamak ditemui di
warung tenda pinggir jalan, namun ditangan seorang pengusaha bertangan dingin, image tersebut dapat diubah dan menjadi
sebuah hidangan yang menggugah selera banyak orang.
Berdasarkan keseluruhan total gerai Pecel Lele Lela yang
telah beroperasi, sebagian besarnya dimiliki oleh para mitra atau franchisee,
sisanya kemudian baru dikelola oleh pusat. Guna menunjang operasional bisnis
outlet milik mitra, pihak waralaba Pecel Lele Lela sebagai franchisor
memberikan support bisnis, manajemen, hingga pengontrolan agar perkembangan
bisnis pada setiap outletnya bisa berjalan seirama dan sesuai dengan standar
operasional prosedur yang sudah ditetapkan.
Pihak pusat dari waralaba Pecel Lele Lela memiliki sistem
pengendalian bernama “Mba Lela” (Manajemen of Bisnis Asisten Pecel Lele Lela) untuk
mencatat pengeluaran dan pemasukan, guna membantu mitra dari sisi manajemen
berdasarkan data. Selain itu ada juga program lain yang diberi nama STMJ2
(Sistem Telekomunikasi dan Monitoring Jarak Jauh), untuk komunikasi antara
pusat dengan cabang tanpa dibatasi dengan jarak dan waktu menggunakan pola video call atau teleconference.
Pihak waralaba Pecel Lele Lela selalu membuka peluang
usaha dengan menawarkan produk yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat karena
selalu eksis dimanapun dan tidak mengenal krisis, bahan baku yang mudah didapat
dan margin penjualannya yang sangat tinggi, rasa yang unik, pelayanan dan produk
yang selalu fresh, serta dengan omset minimum outlet Pecel Lele Lela mencapai
Rp. 77 Juta/bulan.
B.
Pemasaran
Langsung (Direct Marketing)
1. Definisi
Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung (direct marketing) adalah sistem pemasaran yang menggunakan media iklan
atau saluran-saluran langsung kepada konsumen untuk memudahkan suatu pemasaran
produk dalam menjangkau dan menyerahkan produk kepada konsumen membutuhkan
produk tersebut tanpa menggunakan perantara pemasaran.
Pemasaran langsung juga dapat diartikan merupakan
komunikasi langsung dengan pelanggan individu yang dibidik secara seksama baik
untuk memperoleh tanggapan segera maupun membina hubungan pelanggan yang berlangsung
lama. Pemasaran langsung juga dapat dimaksud sebagi model bisnis yang langsung
ke pelanggan (direct-to-customers
bussines model).
Pemasaran langsung memberikan manfaat bagi pelanggan
dalam banyak hal. Berbelanja dari rumah dirasakan menyenangkan, nyaman, dan bebas
dari pertengkaran. Cara ini menghemat waktu dan memperkenalkan konsumen dengan pilihan-pilihan
barang dagangan yang lebih banyak. Konsumen dapat melakukan belanja
perbandingan dengan melihat-lihat katalog surat dan layanan belanja online, dapat memesan barang untuk
mereka sendiri atau orang lain. Pelanggan industrial juga mendapatkan manfaat
dengan mempelajari produk dan jasa yang tersedia tanpa menghabiskan waktu untuk
bertemu dengan wiraniaga.
Bentuk-bentuk pemasaran langsung, antara lain penjualan
tatap muka (face to face selling),
pemasaran direct mail (direct mail marketing), pemasaran melalui katalog (catalog
marketing),
telemarketing, pemasaran melalui kios
(kios marketing), saluran online, serta televisi.
2. Keunggulan
dan Kelemahan Pemasaran Langsung
Keunggulan yang terlihat dari pemasaran langsung,
antara lain:
a) Kemudahan
untuk masuk dalam usaha pemasaran langsung tanpa ijin usaha yang rumit dan
persyaratan ketrampilan dan pendidikan yang perlu.
b) Kebutuhan
modal yang diperlukan untuk masuk dalam usaha pemasaran langsung juga minimal.
c) Tidak
diperlukan fasilitas besar, toko atau jumlah karyawan yang besar untuk masuk
dalam usaha pemasaran langsung.
d) Modal
yang diperlukan biasanya digunakan untuk pencetakan pengeposan dan
daftar-daftar lainnya.
e) Dapat
dilakukan sebagai usaha paruh waktu hingga usaha ini mendatangkan aliran kas
yang bisa mendukung usaha penuh.
f) Usaha
pemasaraan langsung juga memungkinkan wiraswastawan untuk masuk ke pasar dengan
cepat.
g) Produk
dan jasa bisa diuji untuk menentukan minat pelanggan dengan biaya minimum.
h) Penawaran
bisa dengan mudah diperluas untuk memenuhi permintaan potensial terhadap produk
tertentu.
Sementara itu, kelemahan yang terlihat dari
pemasaran langsung, sebagai berikut:
a) Image factor,
artinya pemasaran langsung yang dilakukan dengan pengiriman surat atau telpon
misalnya dapat menimbulkan citra negatif. Calon konsumen merasa terganggu ketika
pemasar menghubungi calon konsumen berulang kali.
b) Ketepatan,
terkadang ketepatan informasi, ketepatan pelayanan dan pengiriman menjadi
masalah bagi konsumen terhadap suatu produk/jasa.
c) Content Support,
dalam melakukan pemasaran langsung diperlukan fasilitas dan sarana yang cukup
memadai misalnya fasilitas telepon online,
SDM yang handal dan menguasai informasi suatu produk/jasa dimana perusahaan
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan fasilitas tersebut.
3. Contoh
Usaha Barang dan Jasa Pemasaran Bentuk Pemasaran Langsung yang Sukses
Lands’ End sebagai perusahaan produksi pakaian kelas
atas, bergaya tradisional untuk keluarga, barang-barang lunak, dan produk-produk
untuk rumah tangga. Lands’ End menjual tawarannya melalui katalog, pada
internet, dan di toko-toko, setelah dibeli oleh Sears seharga $186 milyar pada
tahun 2002.
Katalog itu muncul empat kali setahun mulai tahun
1964 dan mencakup pencantuman produk secara rinci. Land’s End adalah pengguna
awal internet yang meluncurkan situs webnya pada tahun 1995. Situs AS
menawarkan setiap produk Lands’ End dan merupakan situs web pakaian terbesar di
dunia dalam volume penjualan.
Unggul dalam
mengembangkan cara-cara Lands’ End dan merupakan situs web pakaian terbesar di
dunia dalam volume penjualan. Unggul dalam mengembangkan cara-cara baru untuk
meningkatkan pengalaman belanja, pelanggan dapat menciptakan sendiri Model
Virtual 3 dimensi dengan memberikan ukuran penting atau melalui “konsultan
pakaian pribadi” dengan menjawab pertanyaan tentang pilihan pakaian mereka.
E-mail mingguan dengan cerita-cerita yang lucu serta diskon, juga ikut
mendorong penjualan. Sebuah cerita tentang bagaimana seorang pelanggan
mengenakan kemeja berjaring Lands End pada sebuah cagar alam untuk bayi
simpanse di RepublikGhana mengakibatkan peningkatan 40 persen dalam penjualan
kinerja pekan itu.
C.
Multi Level Marketing (MLM)
1. Definisi
Multi Level Marketing
MLM adalah sistem pemasaran yang mengandalkan
penjualan langsung (direct selling)
melalui jaringan distributornya yang terbentuk secara berantai, di mana setiap
distributor yang merekrut dan direkrut selalu ada kaftan perhitungan komisi dan
bonus.
Tujuan dari sistem pemasaran bertingkat ini adalah
menyebarkan produk dan mensejahterakan distributor sekaligus konsumennya. Pemasaran
produk dilakukan secara langsung ke konsumen, maka sukses tidaknya kegiatan
pemasaran sangat tegantung pada jumlah dan kemampuan distributor dalam menjual.
Berhasil atau tidaknya suatu MLM juga ditentukan
oleh kwalitas produk dan layanannya, yaitu produk yang memenuhi keinginan konsumen,
akrab dengan kesehatan dan lingkungan, dan tentu saja sang distributor harus
mengikuti aturan main bisnis perusahaan MLM.
Multi Level
Marketing juga disebut sebagai pemasaran jaringan (network marketing) yang berarti sistem
pemasaran dengan menggunakan jaringan kerja. Istilah pemasaran jaringan
menunjuk pada metode dan mekanisme pemasarannya. Pemasaran jaringan merupakan
salah satu cara yang dapat dipilih perusahaan atau produsen untuk memasarkan
produknya kepada konsumen melalui pengembangan tenaga-tenaga pemasarnya secara
independen, tanpa campur tangan perusahaan. Perkembangan metode penjualan Multi Level Marketing ini mulai masuk ke
dalam bidang penghimpunan dana masyarakat.
Berikut adalah ciri-ciri perusahaan dengan sistem Multi Level Marketing yang diakui di
Indonesia, yaitu:
a) Perdagangan
dengan sistem Multi Level Marketing
menunjukkan hasil kerja nyata melalui sistem yang diterapkan. Sistem yang
diterapkan pun bersifat fleksibel bukan struktur binary seperti piramida.
b) Memiliki
barang dan jasa yang akan dipasarkan dan kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
c) Harga
produk yang dijual wajar dan sesuai dengan nilai dan benefit produk.
d) Perusahaan
yang menerapkan sistem Multi Level Marketing berbentuk badan hukum dan selain
memiliki SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) juga memiliki SIUPL (Surat Izin
Usaha Penjualan Langsung) dan terdaftar sebagai anggota APLI (Asosiasi
Penjualan Langsung Indonesia)
2. Keunggulan
dan Kelemahan Multi Level Marketing
Keunggulan dari Multi
Level Marketing yaitu:
a) Modal
Bisnis yang relatif murah
Bagi
orang yang ingin mempunyai penghasilan dari usaha bisnis, namun tidak memiki
dana yang cukup untuk menjalankannya, maka bisnis MLM bisa dijadikan pilihan,
karena modalnya relatif murah dibandingkan dengan bisnis yang lain.
b) Risiko
yang kecil
Biaya
untuk memulai relatif kecil, maka risiko yang ditimbulkan oleh ketidakberhasilan
dalam bisnis ini akan relatif kecil juga.
c) Potensi
untuk berpenghasilan tinggi cukup besar
Bisnis
MLM biasanya ada berupa reward bagi
member yang berhasil meraih level tertentu. Sehingga, apabila seorang member
itu unggul dalam bidang promosi dan marketing, maka ia akan mudah mendapatkan
banyak orderan dan juga jaringan (downline).
d) Bisa
dijalankan sebagai usaha sampingan
Bagi
orang yang ingin berbisnis, namun tidak mempunyai cukup waktu untuk menjalankan
bisnisnya karena sibuk dengan rutinitas kerja, maka bisnis MLM bisa dijadikan
pilihan, karena biasanya tidak terlalu menyita waktu.
Multi Level
Marketing juga memiliki kelemahan yaitu:
a) Harga
Produk Lebih Mahal
Sistem
MLM perusahaan dalam memasarkan produk terkadang terlalu memberikan iming-iming
uang, bonus, insentif, dan lain sebagainya yang sangat besar. Sistem MLM
bertingkat dengan pembagian keuntungan berjenjang membutuhkan marjin keuntungan
yang besar dari penjualan setiap produk.
b) Kehilangan
Devisa Negara
Umumnya
produk MLM adalah produk luar negeri seperti jamu, makanan, minuman dan lain
sebagainya. Jelas uang yang kita belanjakan sebagian ada yang lari ke luar
negeri dan memberi efek yang buruk terhada perekonomian Indonesia karena produk
nasional jadi kurang laku dan omset berkurang.
c) Pemenang
Dapat Kembali Ke Level Bawah
Orang
yang telah berhasil mencapai tingkatan tertinggi dapat tumbang jika anggota di
bawahnya mulai menggunakan produk lain, bergabung dengan sistem MLM lain, dll.
Bahkan tidak menutup kemungkinan tdak mendapatkan apa-apa lagi ketika sudah
tidak ada bawahan yang menggunakan produk itu lagi.
d) Waspada
Informasi Produk Yang Tidak Jujur
Terkadang
produk yang buruk pun akan dibilang bagus. Produk yang mahal dibilang murah.
Produk yang manfaatnya sedikit digembar-gemborkan agar kelihatan banyak
manfaatnya, dll. Mungkin apabila diteliti dan ditelusuri lagi, manfaat yang
didapat mungkin tidak begitu besar dari yang ditawarkan atau ada produk lain
yang lebih murah dengan manfaat yang jauh tidak berbeda.
e) Korban
MLM Produk Buruk Membayar Lebih Tinggi Dari Nilai
Korban
adalah orang yang menjadi anggota atau konsumen, produk yang dipasarkan melalui
teknik/sistem MLM (Multi Level Marketing) yang tidak mendapat anggota bawahan,
tidak punya kemampuan mencari anggota bawahan dan yang hanya sebagai konsumen
akhir.
3. Contoh
Usaha Barang dan Jasa Pemasaran Bentuk Multi
Level Marketing yang Sukses
Tupperware
salah satu usaha yang menerapkan pemasaran bentuk multi level marketing. Tupperware Indonesia merupakan salah satu
perusahaan tupperware yang berpusat di
Orlando Amerika Serikat yang memproduksi dan juga memasarkan berbagai
produk plastik untuk keperluan rumah tangga, termasuk di Indonesia.
Sumber:
Nama :
Arif Junisman Mendrofa
NPM :
314 13 323
Kelas :
4ID06